Renault Mau Rilis Lawan Avanza Xpander ke Indonesia?

22 Januari 2019 11:23 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Renault Indonesia pernah bawah Lodgy buat tes pasar di pameran GIIAS 2015 lalu. (Foto: Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Renault Indonesia pernah bawah Lodgy buat tes pasar di pameran GIIAS 2015 lalu. (Foto: Istimewa)
ADVERTISEMENT
Nusantara Maxindo Group resmi dipinang Renault Asia Pacific untuk membangun bisnis Renault di Indonesia per tanggal 24 Februari 2019, melalui perusahaannya PT Maxindo Renault Indonesia.
ADVERTISEMENT
Hak impor akan diberikan, begitu juga terkait pengelolaan produk, pemasaran, distribusi serta layanan purna jual. Saat masih dipegang Indomobil, performa Renault akhir-akhir ini melandai, meski pada 2017 sempat naik ratusan persen.
Namun terakhir pada 2018, penjualan wholesales-nya minus sampai 46,6 persen. Mereka hanya mengirimkan 273 unit, sementara tahun lalu mencapai 511 unit.
Sedangkan melihat retail sales mereka, turunnya masih di angka dua digit meski lebih sedikit yaitu minus 20,3 persen, dengan penjualan mencapai 382 unit, atau turun dari 479 unit di 2017. Memang, produk yang mereka tawarkan juga terbatas, hanya Kwid di segmen small hatchback (city car/mobil kota), Duster dan Koleos di SUV.
Renault Indonesia pernah bawah Lodgy buat tes pasar di pameran GIIAS 2015 lalu. (Foto: Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Renault Indonesia pernah bawah Lodgy buat tes pasar di pameran GIIAS 2015 lalu. (Foto: Istimewa)
Davy J Tuilan, COO PT Maxindo Renault Indonesia mengakui, kalau segmen yang ditempati tersebut secara total hanya 20 persen, dari total pasar di dalam negeri. Dirinya mengungkapkan Renault bakal bermain agresif, salah satunya dengan menambahkan line-up produk.
ADVERTISEMENT
“Dalam waktu sangat singkat, kami akan menumbuhkan portofolio produk, dan akan bermain di tujuh segmen. Sehingga at least kami akan bermain di segmen-segmen yang cakupannya sampai setengah dari total industri. Itu adalah agresifitas kami yang pertama,” ujar Davy, Senin (21/1).
Seolah tak membeli kucing dalam karung, MRI memandang peluang cukup besar di pasar dalam negeri. Pada 10 tahun yang lalu, setidaknya hanya ada 20 model dari semua merek yang menguasai 50 persen pangsa pasar di Indonesia.
Render Renault Kwid 7-penumpang, yang akan mengaspal di India beberapa waktu lagi.  (Foto: GaadiWaadi.com)
zoom-in-whitePerbesar
Render Renault Kwid 7-penumpang, yang akan mengaspal di India beberapa waktu lagi. (Foto: GaadiWaadi.com)
Pada 2019 ini, mereka melihat ada setidaknya 40 model yang menguasai 50 persen arena otomotif dalam negeri.
“Kami yakin ada kok peluangnya. Itu berarti kalau pasar di sini sangat dinamis, ini membuka peluang untuk siapapun,” kata Davy.
ADVERTISEMENT
Ia pun membeberkan salah satu produk yang akan dirilis ke Indonesia adalah model 7-penumpang yang dijual dengan harga terjangkau.
Artinya, Renault bakal mencari peruntungan di segmen paling gemuk, yakni LMPV dan siap bertarung dengan Toyota dan Mitsubishi.
Bila melihat beberepa kemungkinan, salah berdasarkan asal impor Renault Indonesia yang kemungkinan dari India, ada dua model yang bisa dipertimbangkan. Pertama Renault Lodgy yang sudah pernah ditampilkan di GIIAS 1015 bermesin diesel 1.5L. Prediksi kedua adalah Renault Kwid 7-penumpang, dengan berbasis platform CMF-A yang dimodifikasi lagi menjadi CMF-A+.
Image Mobil Eropa
Terlepas dari itu, masalah lain yang mungkin bakal dihadapi Renault adalah kesan produk Eropa itu mahal dan biaya servisnya tinggi.
ADVERTISEMENT
Andrew Limbert, CEO PT Maxindo Renault Indonesia tak menampik akan hal tersebut. Namun dirinya sudah mempersiapkan strategi untuk bisa mengubah image terhadap produk Eropa khususnya Renault.
“Itu menjadi tantangan kami di Indonesia, bagaimana kami bisa mengubah persepsi tersebut,” kata Andrew.