Sejak 2016, Nissan Xtrail Hybrid Cuma Laku 14 Unit di Indonesia

12 Maret 2018 12:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Xtrail Hybrid (Foto: dok. Nissan)
zoom-in-whitePerbesar
Xtrail Hybrid (Foto: dok. Nissan)
ADVERTISEMENT
Tiga tahun silam, tepatnya tahun 2015 PT Nissan Motor Indonesia (NMI) selaku agen pemegang merek (APM) Nissan di Indonesia telah merilis varian hibrida dari model sport utility vehicle (SUV) yang mereka punya, Nissan Xtrail.
ADVERTISEMENT
Namun sayangnya, embel-embel hybrid di belakang nama Xtrail tidak cukup dapat menarik perhatian konsumen dalam negeri.
Mengacu data Gabungan industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) sejak diluncurkan akhir 2015 silam, penjualan Xtrail Hybrid bisa dibilang kurang memuaskan. Bahkan tak pernah menembus angka di atas 10 unit.
Pada tahun 2016, Xtrail Hybrid hanya mampu menyumbangkan angka sebanyak 4 unit saja, satu tahun setelahnya tepatnya tahun 2017, angka pemesanan naik sebanyak enam unit menjadi 10 unit. Sedangkan pada Januari 2018, jenama Jepang itu belum mendistribusikan satu unit pun.
Artinya, sejak meluncur hingga saat ini, NMI cuma mendistribusikan sebanyak 14 unit Xtrail Hybrid. Tentunya kondisi ini ‘jomplang’ dibandingkan dengan versi non-hybrid yang didistribusikan sebanyak 2.616 unit sepanjang tahun 2017, dan 220 unit per Januari 2018.
ADVERTISEMENT
“Hybrid ini kurang diminati di Indonesia karena kan tergolong barang mewah yang pajaknya masih mahal, ongkos produksinya pun juga tidak murah. Saya rasa kompetitor juga merasa kok,” kata Vice President Director of Marketing and Sales PT NMI, Davy J Tulian, pada saat ditemui di kawasan Gading Serpong, Tangerang.
Nissan Xtrail Hybrid (Foto: dok. Wikimedia Common)
zoom-in-whitePerbesar
Nissan Xtrail Hybrid (Foto: dok. Wikimedia Common)
Kendati angka pejualan yang tak seberapa, namun Davy memaparkan bila pihak NMI akan mempertahankan eksistensi Xtrail Hybrid di Indonesia.
“Kalau kita ngomong kendaraan ramah lingkungan, itu pastinya semua harus bersinergi. Artinya semua stakeholder harusnya sudah siap, untuk bahan bakarnya misalnya, kalaupun kendaraan listrik berarti dari segi infrastrukturnya, kalau dari pemerintah ya sistem perpajakannya, dan pegiat otomotif menghadirkan kendaraan dengan harga yang serendah-rendahnya,” jelas Davy lebih lanjut.
ADVERTISEMENT
Davy pun optimistis, nasib Nissan Xtrail Hyrid akan cerah ke depan, seiring dengan tuntutan kendaraan yang ramah lingkungan.
“Saya yakin kendaraan hybrid itu sebenarnya sudah cukup visible di Indonesia, asalkan ada improvement yang diberlakukan pemerintah untuk aturan perpajakanya, itu sangat visible,” tutupnya.