Sinyal Toyota Produksi Sienta dan Innova Hybrid di Indonesia

22 Februari 2018 11:45 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Toyota Kijang Innova (Foto: Dok. TAM)
zoom-in-whitePerbesar
Toyota Kijang Innova (Foto: Dok. TAM)
ADVERTISEMENT
PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) bersiap untuk melakukan produksi mobil-mobil rendah emisi. Sejumlah model yang dibuat di fasilitas mereka akan mendapat varian hybrid.
ADVERTISEMENT
Meski belum secara gamblang menyebutkan modelnya, namun Presiden Direktur PT TMMIN secara tak langsung mengungkap model hybrid yang akan diproduksi di sini termasuk Sienta dan Innova.
"Ya semua lah, fuel efficient itu harus lah. Mau Sienta, Innova," kata Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) saat ditanya soal kemungkinan memproduksi Sienta hybrid di Indonesia.
Ketika ditanya lebih jauh model mana yang terlebih dahulu diproduksi di Indonesia. Dia bilang "Nanti kami info lah."
Sebelum memproduksi hybrid di Indonesia, Toyota masih perlu waktu dan persiapan, khususnya dari sisi rantai pemasoknya.
"Regulasi juga disiapin dulu ya," katanya.
Kunjungan Presdir TMMIN ke kumparan (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kunjungan Presdir TMMIN ke kumparan (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
Pun ketika regulasi ada, tak serta merta membuat mereka memproduksi model hybrid di Indonesia. Sehingga, program percepatan komersialisasi produk hybrid juga perlu didorong.
ADVERTISEMENT
"Kita harus kompetitif. Tapi ingat, kompetitif itu bukan hanya terhadap produk, tapi regulasi juga harus kompetitif," imbuhnya.
Pemerintah sendiri tengah menyiapkan aturan main untuk mobil-mobil berbasis listrik; hybrid, plug-in hybrid, dan listrik penuh. Lewat aturan bernama low carbon emission vehicle (LCEV), akan ada insentif menarik bagi kendaraan-kendaraan yang mampu memenuhi standar emisi tertentu dan diproduksi di dalam negeri.
Sementara itu, Toyota sendiri memiliki komitmen menanamkan investasi Rp 27 triliun hingga akhir tahun 2019. Hingga awal tahun ini, sebanyak Rp 20 triliun plus alpha sudah diaplikasikan. Sehingga masih ada Rp 7 triliun lagi yang disiapkan untuk pengembangan produk ke depan.