Tips Melibas Tanjakan Jembatan Kali Kenteng

11 Juni 2018 8:35 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Ruas tol fungsional Salatiga-Kartasura menjadi momok menakutkan bagi sejumlah pemudik. Tepatnya pada ruas tanjakan Jembatan Kali Kenteng, yang membuat sejumlah mobil --khususnya yang bertransmisi manual-- keok.
ADVERTISEMENT
Hingga tersebar sebuah video yang menampilkan pengemudi Daihatsu Ayla kewalahan tidak kuat menanjak karena kehilangan traksi penggerak roda depannya akibat bobotnya berpindah ke bekalang. Beberapa petugas yang bersiaga di sana langsung menghampiri mobil tersebut untuk memberikan bantuan dengan memasang kayu pengganjal pada roda belakangnya.
Melibas tanjakan saat dalam posisi stop n go memang dibutuhkan jam terbang yang tinggi. Menurut pebalap nasional sekaligus pendiri Rifat Drive Labs Rifat Sungkar, adalah kesalahan fatal ketika pengemudinya panik, kemudian menginjak gas penuh sambil melepas rem tangan dan kopling secara buru-buru, hal itu justru membuat mesin mati.
Hal terbaik yang dapat dilakukan adalah mengetahui titik torsi dan tenaga mobil itu sendiri.
Jembatan Kali Kenteng. (Foto: Dok. KSP)
"Untuk mobil yang kapasitas mesinnya kecil, kuncinya mempertahankan putaran mesin, nah itu yang harus dijaga ketika dalam kondisi stop n go. Pada mobil cc kecil kita harus tahu titik tenaga itu di mana, cara ceknya bila sedang diam, gas mobil pelan-pelan, di saat itu ada satu titik putaran mesin dia berubah suaranya lebih berat, nah titik itu menandakan torsi paling tinggi sebagai posisi terbaik untuk memulai pekerjaan berat seperti menanjak," ujarnya saat dihubungi kumparanOTO, Minggu (10/6).
ADVERTISEMENT
Tambahnya jangan khawatir dengan putaran mesin yang tinggi, karena tenaga maupun torsi setiap mobil berbeda-beda.
"Mungkin putaran mesin enggak normal 3.500 sampai 4.500 rpm setiap mobil beda-beda, itu kuncinya pada mobil LCGC (low cost green car) pemanfaatan torsi agak tinggi ketika mulai menanjak, beda dari mobil Diesel yang torsinya pada putaran mesin rendah," katanya.
Selain itu, ada beberapa teknik yang harus diperhatikan oleh pengemudi mobil tiga pedal untuk mampu melibas tanjakan yang terkenal curam sekalipun, terlebih pada mobil yang tidak dilengkapi dengan fitur hill start assist.
Mitsubishi Xpander di Jalur Sky Bridge (Foto: Alfons Hartanto/kumparanOTO)
"Untuk mobil manual enggak usah malu-malu manfaatin aja kopling semaksimal mungkin. Jadi ketika berhenti langsung injak pedal kopling dan tarik rem tangan, ini langkah awalnya," jelasnya.
ADVERTISEMENT
"Nah ini banyak yang belum tahu, ketika hendak maju, persepsi kopling harus diubah, rem tangan yang ada dipergunakan untuk kemudahan berkendara, ketika mau menanjak, tarik rem tangan, masuk ke gigi 1, di saat yang bersamaan injak pedal kopling dan rem. Setelah itu injak gasnya sambil angkat kopling, ini membuat mobil agak maju seperti tertahan rem tangan, pada titik ini rem tangan dilepas, ketika dilepas mobil itu siap untuk maju," ujarnya.
Sebagai penutup, Rifat juga menjelaskan untuk terus menambah jam terbang saat melintasi jalanan menanjak terlebih dalam kondisi stop n go.
"Harus punya irama supaya mobil aman dan nyaman tanpa resiko dan juga selama mudik enggak ada perasaan khawatir dimana lagi ada tanjakan," tutupnya.
ADVERTISEMENT