Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Toyota Cetak 14.300 SPK Avanza dan Veloz Baru
27 Februari 2019 18:41 WIB
Diperbarui 21 Maret 2019 0:03 WIB
ADVERTISEMENT
PT Toyota-Astra Motor (TAM) mengklaim bahwa hadirnya Avanza dan Veloz baru sukses menuai respons positif dari pasar. Buktinya, sejak resmi meluncur pada 15 Januari 2019 lalu, mobil sejuta umat itu telah dipesan hampir 15 ribu (detailnya 14.300 unit).
ADVERTISEMENT
"Data kami, kemarin itu sudah mencapai 14 ribu SPK (surat pemesanan kendaraan). Mungkin sekarang ya sudah mencapai 15 ribu SPK-nya," beber Direktur Pemasaran PT TAM, Anton Jimmy, saat ditemusi di sela-sela media test drive new Avanza dan new Veloz di Yogyakarta, Rabu (27/2).
Kendati begitu, tingginya permintaan tentu saja tak berbanding lurus dengan suplai dari pabrik ke diler. Bila dirata-rata, Toyota sendiri hanya sanggup mendistribusi 5.500 unit, sementara permintaan ada di angka 7.500 unit per bulan.
"Artinya inden untuk warna dan tipe tertentu bisa mencapai 1,5-2 bulan," imbuhnya. Kendati demikian, fenomena ini pun Anton anggap wajar mengingat ini adalah produk baru.
Lebih lanjut, kekuatan Toyota Avanza diakui Anton masih menjadi favorit para pembeli mobil pertama. Artinya, varian mesin 1,3 liter, yang dari sisi harga lebih kompetitif mendominasi penjualan.
ADVERTISEMENT
Dia mengatakan bahwa varian mesin 1,5 liter --termasuk Veloz-- hanya berkontribusi sebesar 30 persen terhadap total penjualan. Sedangkan mesin 1,3 liter masih yang terbesar.
Pun dengan pilihan transmisi, Anton pun melihat bahwa konsumen Avanza masih condong pilih yang berjenis otomatik.
Dongkrak penjualan
Sementara itu untuk mendongkrak penjualan Toyota Avanza dan Veloz baru, layanan tukar-tambah menjadi salah satu amunisi untuk mengincar konsumen, yang ingin mengganti mobil baru.
PT TAM bekerjasama dengan sejumlah perusahaan termasuk Toyota Trust dan Mobil88. Sayangnya, ketika ditanya soal berapa besar kontribusi layanan trade-in ini, ia belum bisa menyebutkan angka detailnya. "Nanti ya, perlu saja cek lagi datanya," katanya.