Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
Setelah muncul aliansi Toyota-Daihatsu , jagat otomotif Tanah Air kembali ramai dengan munculnya usaha patungan Renault-Nissan-Mitsubishi.
ADVERTISEMENT
Namun karena Renault belum terlalu menunjukkan tajinya, kerjasama Nissan-Mitsubishi lah yang saat ini akhirnya jadi sorotan. Hasilnya, lahirlah generasi terbaru Nissan Livina berbasis Xpander yang sama-sama menghuni segmen Low MPV.
Kendati demikian, kerjasama ini dipertanyakan oleh Toyota Astra Motor (TAM) melalui Executive General Manager-nya, Fransiscus Soerjopranoto.
"Mereka akan mengalami dilema pada saat berkolaborasi antara Mitsubishi dan Nissan," buka Soerjo usai peluncuran Tim Toyota Indonesia (TTI) di Jakarta Selatan, Rabu (13/3).
Soerjo, sapaan karibnya menyebut, tidak ada diferensiasi yang signifikan antara Xpander dan Livina baru, terlebih meramaikan segmen yang sama dan pastinya akan saling serang.
Atau, bila diartikan lain, tidak seperti Avanza dan Xenia yang masing-masing punya fitur serta pangsa pasar yang beda.
"Bagi tugasnya bagaimana, kalau Toyota dan Daihatsu jelas, kami bagi dari awal Toyota itu 1.300 sama 1.500, Xenia 1.000 dan 1.300, walaupun sekarang terjadi perubahan Xenia masuk 1.500, tapi tetap Toyota 1.300 dan 1.500," tambahnya.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, keduanya bisa saling mengisi bila ada perbedaan yang mendetail, tapi bukan berarti harus variasi mesin layaknya Avanza dan Xenia.
"Strategi mereka harus hati-hati, kalau kami kan dari tahun 2004, Xpander dan Livina head to head, nah tinggal diadu aja bagaimana nantinya, apakah Livina itu akan mengganggu Xpander perlu diamati," timpalnya.
Di samping tidak ada adanya perbedaan yang dimaksud Soerjo, dirinya mengakui kalau Livina justru punya potensi yang besar lebih laris karena desainnya yang lebih menarik.
"Saya lihat Livina modelnya lebih bagus, bisa pertahanin V-shape dan harganya lebih rendah, kalau jadi kustomer pasti pilih Livina," katanya lagi.
Potensi Livina merebut kue Xpander pun sudah kumparan analisa bila membandingkan varian sebelum tertingginya, yakni VE pada Livina, dan Sport pada Xpander.
ADVERTISEMENT
Secara harga, Livina VE lebih rendah (Rp 249,9 juta) tapi dilengkapi dengan sistem audio layar sentuh dan sudah Android Auto maupun Apple CarPlay ditambah koneksi bluetooth, sementara Xpander Sport (Rp 252,2 juta), masih berupa 2DIN biasa dan harganya lebih tinggi.
So, menurutmu harusnya bagaimana? Sampaikan di kolom komentar ya!