Penjualan Menurun, Toyota Anggap Masih Bisa Ditoleransi
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Angka tersebut sebenarnya menunjukkan penurunan jika dibandingkan dengan wholesales (distribusi pabrik ke diler) bulan Juli dan Agustus 2018 yang berturut-turut sebesar 34.984 unit dan 31.149 unit. Meski begitu menurut Soerjo, tren menurun ini bukanlah masalah besar karena dirasa masih di tahap yang wajar.
"Turunnya enggak begitu banyak, kalau kami lihat sejauh ini masih di batas toleransi. Kecuali misalnya dari angka 30 ribu unit jadi 25 ribu unit, itu baru beda cerita. Tapi kalau masih sekitar 29.900 itu masih beda tipis lah," ujarnya kala dihubungi kumparanOTO, Jumat (5/10).
Dia pun meyakini kondisi pasar yang seperti ini bisa bertahan setidaknya sampai kuartal keempat tahun 2018, asal tidak ada suatu kejadian besar yang dapat mempengaruhi daya beli masyarakat.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, Soerjo tidak memungkiri kondisi pasar yang sangat dinamis berpotensi menjadi ancaman. Soerjo memberi contoh perbandingan antara kuartal 1 tahun dan kuartal 2 tahun 2018.
"Ada yang namanya exchange rate bisa jadi Rp 15.000 per dolar Amerika Serikat. Itu sesuatu yang unpredictable tapi mungkin terjadi," terang dia lagi.
Namun ketimbang mengkhawatirkan hal tersebut, sampai saat ini menurut dia, fokus Toyota adalah mempertahankan capain baik di kuartal 3 dengan memanjakan konsumen mereka lewat beragam layanan terbaik dan jangkauan diler yang lebih luas.
Lebih lanjut Soerjo juga menjabarkan angka wholesales produk-produk teratas Toyota sebagai berikut:
- Avanza 6.151 unit
- Rush 5.797 unit
- Kijang Innova 5.177 unit
- Calya 4.819 unit
- Agya 2.437 unit
- Fortuner 2.154 unit
ADVERTISEMENT