Waspada Titik Buta saat Berkendara dalam Kondisi Hujan

4 September 2018 12:36 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Mobil saat Hujan (Foto: Sauerlaender/pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Mobil saat Hujan (Foto: Sauerlaender/pixabay)
ADVERTISEMENT
Hujan yang tidak menentu pada musim pancaroba ini tentu memaksa pengguna jalan untuk ekstra berhati-hati. Terlebih menyikapi area bidang pandang yang tak terlihat (titik buta) atau blind spot saat hujan deras turun yang disertai kabut pada beberapa daerah dataran tinggi.
ADVERTISEMENT
Menurut pendiri sekaligus instruktur Jakarta Defensive Driving Consultant (JDDC), Jusri Pulubuhu, area blind spot saat kondisi normal atau hujan umumnya sama. Namun ketika hujan deras maupun lingkungan yang berkabut, titik blind spot tadi akan bertambah.
"Pada prinsipnya blind spot adalah bidang pandang yang gagal terlihat, penyebabnya bisa dari bentuk, dimensi, muatan kendaraan, lingkungan, jalan yang berkelok-kelok dan kemacetan. Nah penyebab yang lain adalah cuaca, hujan atau kabut bisa memperbesar area blind spot kita," sebut Jusri saat dihubungi kumparanOTO, Selasa (4/9).
Menurut Jusri, pandangan yang harusnya terlihat beberapa ratus meter ke depan akan terhalang air hujan, cipratan kendaraan lain atau kabut, sehingga butuh tindakan antisipasi untuk menyikapinya.
ADVERTISEMENT
Masih dijelaskan Jusri, hal utama yang harus dilakukan adalah mengurangi kecepatan kendaraan di bawah kecepatan kondisi normal (tidak hujan).
Ilustrasi berkendara saat hujan. (Foto: REUTERS/Carlo Allegri)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi berkendara saat hujan. (Foto: REUTERS/Carlo Allegri)
"Pertama itu wajib drop your speed, kurangi kecepatan saat hujan atau kabut mulai deras, jaga jarak kendaraan karena dalam kondisi ini jarak pengereman akan lebih panjang," paparnya.
Tak kalah penting, ketika lingkungan mulai gelap karena awan mendung, hidupkan lampu utama kendaraan. Hal ini untuk meningkatkan visibilitas pengemudi dan pengguna jalan lain untuk mengetahui keberadaan kita.
Pengemudi juga dituntut untuk aktif dan komunikatif pada kondisi hujan atau berkabut. Jusri menyontohkan sebelum menikung, bunyikan klakson atau menempatkan posisi menikung pada area terluar untuk memperkuat kehadiran kita terhadap pengguna jalan lain. "Posisikan kendaraan kita agak melebar jauh ketika menikung supaya kehadiran kita dapat terlihat pengemudi atau pengendara lain," imbuhnya.
Ilustrasi kabut (Foto: ANTARA/Iggoy El Fitra)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kabut (Foto: ANTARA/Iggoy El Fitra)
Terakhir, apabila mobil tidak dilengkapi dengan lampu kabut, rekomendasi Jusri bisa menambahkannya untuk memperluas bidang pandang saat hujan atau jalan yang sudah diselimuti kabut. Hanya saja selalu ikuti aturan tentang penggunaan lampu kabut yang sudah ada dalam Peraturan Pemerintah No. 55 Tahun 2012 Pasal 34 Ayat (1) dan (2) tentang persyaratan penggunaan lampu kabut pada kendaraan.
ADVERTISEMENT
"Boleh pasang lampu kabut, itu sangat diperbolehkan. Tapi jangan lampu yang lain ya, cukup lampu kabut yang penggunaannya sesuai aturan," tutup Jusri.