Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Xpander dan Disrupsi Segmen Low MPV di Indonesia
5 Februari 2019 10:39 WIB
Diperbarui 21 Maret 2019 0:05 WIB
ADVERTISEMENT
Perbincangan soal MPV anyar Mitsubishi Xpander seolah belum memudar sampai saat ini, sedari pertama kali dperkenalkan ke khalayak pada 2017 lalu, di pameran otomotif GIIAS, BSD Tangerang.
ADVERTISEMENT
Bermetamorfosis dari XM Concept, Xpander bawa warna baru di jagad otomotif roda empat dalam negeri, terutama di segmen mobil multiguna bawah (LMPV). Publik diperkenalkan dengan styling baru mobil keluarga, yang sebelumnya hanya mengenal nilai fugsionalitas dan kelegaan kabin saja.
Wujudnya yang futuristik dan agresif ala SUV, bercampur dengan gaya yang kekinian, Xpander sedikit-banyak mendongkrak citra low MPV konservatif, yang selama ini ditampilkan Avanza-Xenia. Sekarang, definisi LMPV tak lagi sempit, yang sebelumnya hanya sebatas alat angkut keluarga dan memarjinalkan sisi estetis.
Xpander dengan gayanya itu, bisa mengangkat gengsi sang pemiliknya lebih tinggi, dengan posisi harga yang masih di kategori LMPV. Mencoba mencari istilah tepatnya, mungkin saja kehadiran Xpander menjadi awal dari disrupsi kelas mobil low multi purpose vehicle (LMPV), yang menjadi segmen gemuk (porsi 22,51) persen di industri otomotif roda empat dalam negeri.
ADVERTISEMENT
Bahkan, menurut Pemerhati Desain Otomotif dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Yannes Martinus Pasaribu, tak hanya MPV bawah (low), Xpander juga mendisrupsi sampai ke segmen pasar mobil low-middle MPV dan SUV di Indonesia. Publik saat ini mulai teredukasi dan percaya diri menaikkan level preferensinya.
“Inovasi desain produk Mitsubishi Xpander membuat para pesaingnya kalang-kabut, sehingga mereka harus segera mengubah tampilan visual kendaraannya agar tidak tergerus habis pasarnya oleh Xpander. Pasar segmen bawah-menengah Asean suka dengan bentuk yang 'image up' (mengangkat gengsi) tapi harga terjangkau untuk kreditan,” ujar Yannes kepada kumparanOTO beberapa waktu lalu.
Ketika ditanyakan soal keawetannya, Yannes mengungkapkan, Style Robotic ala Transformer yang sedikit banyak menempel pada Xpander, tampaknya akan bertahan sekitar satu dekade ini. “Para industri otomotif prinsipal akan berlomba menjadi follower untuk mencari celah untuk meng-overlap desain Mitsubishi yang baru tersebut,” kata Yannes.
ADVERTISEMENT
Tampilannya yang eyecatching, juga ditunjang dengan penyematan banyak fitur keselamatan, kenyaman, keamanan kekinian, mulai dari Aribag tentunya dan ABS dengan kelengkapan EBD dan BA. Lalu ada juga Vehicle Stability Control (VSC), Hill Start Assist (HSA) dan Cruise Control.
‘The Real Challenger’
Seolah sudah jadi keniscayaan, gebrakan baru yang dibawa Xpander, membuatnya mendapat respon positif dari masyarakat di Indonesia. Pemesanannya membludak, hingga PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Indonesia (MMKI) mempercepat rencana produksi buat memenuhi pesanan.
Bahkan akhir-akhir ini, muncul rencana MMKI mengorbankan line produksi Pajero Sport, demi mempersilahkan Xpander untuk diproduksi lebih banyak lagi, targetnya sampai tahun fiskal 2019 bisa mencapai 150.000 unit. Tak hanya di pasar domestik, pemenuhan juga dilakuan buat konsumen di luar negeri.
ADVERTISEMENT
Membludaknya pesanan, membuat sang pemegang takhta LMPV terlaris Avanza ketar-ketir. Setelah kurang lebih 15 tahun melenggang sendirian menikmati pasar, kini mereka punya penantang sebenarnya dan harus rela berbagi pasar.
Meski sampai akhir tahun Avanza masih dipuncak, tapi penjualannya tergerus dalam atau sampai minus 32,25 persen atau hanya 78.796 unit. Sementara Xpander menempel ketat dengan perolehan 75.075 unit.
Xpander Raja 1.5L
Eh tahan dulu, ternyata bila mengambil dari sudut pandang baru dan menghitungnya hanya pada varian mesin 1.5L, gelar raja MPV digenggam oleh Xpander.
Pasalnya, penjualan segmen LMPV Avanza, ternyata ditopang oleh varian mesin 1.3L yang porsinya 78,73 persen (62.041 unit), yang tentu saja punya benefit dari sisi price positioning. Sementara penjualan mesin 1.5L mereka, hanya 16.755 unit, atau hanya berkontribusi 21,2 persen saja.
ADVERTISEMENT
Mitsubishi diharapkan bisa apik mengolah produknya tersebut, supaya tak mengendur performa jualannya. Pasalnya, kompetitor pastinya sedang mengulik formulasi dan merancang strategi, buat bisa menggulingkan kandidat penguasa baru, Xpander.
Nampaknya menarik untuk terus diikuti, pertempuran di segmen panas LMPV di dalam negeri.