Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Pada tahun 2019 ini Museum Zoologi Bogor atau Museum Zoologicum Bogoriense (MZB) memasuki usia yang ke-125 tahun. Dalam acara perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) yang ke-125 MZB, Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Enny Sudarmonowati, menjelaskan bahwa Indonesia menjadi salah satu negara yang memiliki tingkat keanekaragaman hayati paling tinggi ketimbang negara-negara lain.
ADVERTISEMENT
Di MZB sendiri, terdapat lebih dari 3 juta koleksi spesimen satwa yang terdiri dari kelompok ikan, reptil, amfibi, burung, mamalia, cacing, serangga, krustasea, moluska, dan invertebrata lain. Serangga menjadi spesimen yang paling banyak dalam koleksi di museum ini.
Memasuki era industri teknologi dan ekonomi kreatif, menurut Enny, peran museum sangat penting untuk mengembangkan fungsinya yang kini bisa menjadi medium inspirasi untuk kreativitas dan inovasi berbasis biodiversitas atau keanekaragaman hayati Indonesia.
Hal itu bisa diwujudkan melalui berbagai cara, salah satunya dengan memanfaatkan makhluk hidup sebagai inspirasi untuk kreativitas dan inovasi yang telah dikenal dalam bidang biomimikri. Menurut Enny, sudah banyak teknologi yang dihasilkan karena terinspirasi oleh makhluk hidup, sebagai contohnya adalah desain kereta cepat Shinkansen seri 500.
ADVERTISEMENT
"Kereta cepat Shinkansen seri 500 ini kan terinspirasi dari bentuk paruh burung raja udang serta bulu burung hantu untuk mengurangi kebisingan hambatan udara,” ujar Enny di MZB, Cibinong, Bogor, Selasa (27/8).
Selain itu, ada juga contoh lainnya seperti duri landak yang menginspirasi jarum bedah less painful injection, jaring laba-laba untuk desain serat kain, udang mantis yang menginspirasi pelindung tubuh militer, atau bahkan kecoak yang menginspirasi pembuatan robot intelijen.
"Di bidang seni dan mode misalnya banyak juga perancang busana dan pelaku industri kreatif yang membuat produk dan karyanya terinspirasi dari fauna Indonesia,” jelas Enny.
Menurut Enny, sebagai bagian dari institusi riset, MZB dapat dikatakan sebagai gerbang terdepan dalam pengungkapan keanekaragaman satwa Indonesia beserta potensinya. Koleksi satwa yang dimiliki oleh MZB berfungsi sebagai referensi ilmiah dan objek dalam berbagai penelitian keanekaragaman dan potensi satwa Indonesia.
ADVERTISEMENT
Selain itu, di era modern ini, sudah tidak bisa dimungkiri bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) telah menjadi basis ekonomi kreatif. Iptek juga telah menjadi bagian dari perkembangan ekonomi. Enny berharap MZB dan museum-museum lain di Indonesia juga bisa berperan penting dalam pengembangan industri kreatif ini.
"Museum menjadi sangat penting bagi perkembangan ekonomi kreatif kita. Dan yang paling penting sekarang adalah mengumpulkan ide-ide atau program yang ada di masyarakat, sehingga bisa terjalin kerjasama antara masyarakat, pelaku industri, dan juga museum untuk memajukan ekonomi kreatif dan karya-karya inovatif lainnya," tutur Enny.
Terbentuknya MZB sendiri berawal dari sebuah laboratorium sederhana di Kebun Raya Bogor dengan nama Landbouw Zoologisch Laboratorium yang diinisiasi oleh Dr. J.C Koningsberger. Saat itu, laboratorium ini memiliki fungsi untuk meneliti dan mengoleksi spesimen serangga. Landbouw Zoologisch Laboratorium sempat beberapa kali berganti nama.
ADVERTISEMENT
Saat Indonesia diduduki Jepang, nama MZB dikenal sebagai Dobutsu Hakubutsukan. Adapun saat ini, MZB dikelola oleh LIPI melalui Pusat Penelitian Biologi dengan nama resmi Divisi Zoologi “Museum Zoologicum Bogoriense” Pusat Penelitian Biologi LIPI.