2 Jenis Katak Jangkrik Ukuran Mini Ditemukan di Kalimantan

1 September 2018 17:59 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Leptobrachella bondangensis (Foto: Amir Hamidy)
zoom-in-whitePerbesar
Leptobrachella bondangensis (Foto: Amir Hamidy)
ADVERTISEMENT
Dua jenis katak jangkrik baru ditemukan di Pulau Kalimantan. Katak ini termasuk dalam genus (marga) Leptobrachella atau dalam bahasa Indonesia dikenal dengan nama katak jangkrik.
ADVERTISEMENT
Menurut ahli herpetologi Pusat Penelitian Biologi LIPI, Amir Hamidy, alasan mengapa marga ini dikenal juga dengan nama katak jangkrik adalah suaranya yang tinggi dan tidak putus-putus, mirip seperti jangkrik.
“(Leptobrachella) itu marga endemik dari Kalimantan dan Pulau Natuna. Tidak ada di wilayah lain kecuali di wilayah tersebut. Jadi endemik ini," kata Amir, saat dihubungi melalui telepon oleh kumparanSAINS, Jumat (31/8).
"Kataknya itu sangat kecil. Ukurannya kurang dari 2 senti. Marga ini punya ciri khas selain kecil, pupilnya vertikal, dan suara sangat khas seperti jangkrik, tidak terputus," lanjutnya.
Sementara itu, untuk bentuk berudunya sendiri, Amir mengatakan katak jangkrik memiliki berudu yang khas. Meski saat dewasa bertubuh mini, berudu katak jangkrik memiliki bentuk panjang dan cukup besar.
ADVERTISEMENT
Berudu katak ini memiliki ciri khas yang membuatnya berbeda dari katak lain, yaitu berudunya berada di dalam pasir.
Leptobrachella bondangensis (Foto: Amir Hamidy)
zoom-in-whitePerbesar
Leptobrachella bondangensis (Foto: Amir Hamidy)
Spesies pertama yang ditemukan adalah Leptobrachella fusca. Katak ini memiliki ciri khas berwarna gelap dan tidak memiliki marking (tanda khusus) maupun totol. Sementara pada bagian lateral (di samping tubuh di bawah kaki depan hingga paha) terdapat kelenjar ventrolateral yang memanjang.
Katak ini ditemukan di Bulungan, Kalimantan Utara, dan menurut Amir, sebenarnya katak ini sudah menjadi bagian dari koleksi Museum Zoologi Bogor sejak tahun 2000, sebagai koleksi milik Djoko Iskandar, ahli herpetologi dari ITB yang juga menjadi penulis studi yang dipublikasikan di jurnal Current Herpetology.
Namun, baru di tahun 2018 para ahli menyadari kalau katak ini ternyata spesies baru.
ADVERTISEMENT
"Katak ini terlalu kecil dan hidupnya di hutan-hutan. Jarang orang mempelajarinya," ucap Amir.
Leptobrachella fusca. (Foto: Amir Hamidy)
zoom-in-whitePerbesar
Leptobrachella fusca. (Foto: Amir Hamidy)
Sementara itu, spesies kedua diberi nama Leptobrachella bondangensis yang berasal dari Gunung Bondang, Kabupaten Murung Raya, Kalimantan Tengah. Katak ini dikoleksi oleh Misbahul Munir, penulis studi dari Universitas Negeri Semarang yang membawa koleksinya pada tahun 2014 ke Museum Zoologi.
Total, terdapat 11 spesies dari genus Leptobrachella yang tersebardi Borneo, baik itu di Indonesia maupun di bagian Malaysia dan Pulau Natuna.
Katak jangkrik adalah makhluk yang forest dependent atau hanya bisa hidup di hutan. Mereka dapat ditemukan menempel di dedaunan hutan dan berkembang biak di sungai-sungai berpasir.