5 Kasus Kesehatan Teraneh yang Pernah Dilaporkan
ADVERTISEMENT
Tubuh manusia memang menakjubkan dan penuh keajaiban. Selain itu, tubuh manusia juga menyimpan berbagai kejutan yang tidak pernah kita duga.
ADVERTISEMENT
1. Bola mata berambut
Kasus bola mata berambut ini dilaporkan di New England Journal of Medicine pada 2013. Kasus kesehatan ini dialami oleh seorang pemuda berusia 19 tahun, yang tidak disebutkan nama dan asalnya.
Kondisi ini dikenal sebagai limbal dermoid, yakni suatu kondisi munculnya tumor berisi jaringan yang seharusnya tidak tumbuh di bagian tersebut.
Pada kasus pemuda ini, tumor telah muncul di bola matanya sejak dia lahir. Namun kemudian tumor tersebut mulai membesar dan ditumbuhi oleh beberapa helai rambut.
Dijelaskan bahwa tumor seperti dalam kasus ini biasanya tidak mengganggu penglihatan, dengan catatan ia tidak menghalangi bagian pusat kornea. Namun setelah tumornya ditumbuhi rambut, pemuda tersebut memutuskan untuk mengangkatnya karena mulai menyebabkan rasa tidak nyaman diikuti dengan kehilangan penglihatan.
ADVERTISEMENT
2. Tato di penis bikin ereksi
Priapism adalah kondisi ereksi pada penis yang terjadi tanpa adanya gairah atau rangsangan seksual. Ada satu kasus di mana kondisi ini terjadi akibat tato di bagian penis.
IFL Science melaporkan bahwa peristiwa ini terjadi pada seorang pria asal Iran. Ia memiliki sebuah huruf M, inisial dari nama pacarnya, ditato permanen di bagian penisnya.
Selama delapan hari ia mengalami rasa sakit di penisnya akibat pendarahan dalam dan kemudian mengalami ereksi 'setengah tiang' permanen.
Setelah tiga bulan ia pun memutuskan menemui dokter. Dari hasil analisis disimpulkan bahwa kondisinya disebabkan oleh jarum tato yang menusuk terlalu dalam.
Sempat dilakukan prosedur menghilangkan ereksi ini, seperti misalnya mengeluarkan darah berlebih. Namun cara itu gagal menghilangkan ereksinya.
ADVERTISEMENT
Akhirnya pria tersebut memilih untuk membiarkan kondisinya itu, karena ia tidak lagi merasa sakit dan tetap masih bisa mengalami ereksi secara penuh.
3. Cairan otak bocor
Seorang perempuan berusia 42 tahun asal Inggris mengalami 'kebocoran' di kepalanya setelah mengikuti kelas pilates. Awalnya ia merasa rasa sakit kepala setelah mengikuti program senam ringan itu.
Hasil analisisnya ditemukan bahwa olahraga tersebut menyebabkan adanya robekan di bagian pelindung luar otak atau saraf tulang belakangnya, tidak dijelaskan lokasi terjadinya robekan. Namun robekan tersebut menyebabkan cairan otaknya bocor keluar
Menurut pengakuan si perempuan, ia merasa mendengar suara 'pop' di bagian belakang lehernya dan mulai merasakan sakit kepala, yang hilang jika ia berbaring. Pada awalnya si perempuan sempat didiagnosis dengan cedera otot leher.
ADVERTISEMENT
Karena sakit kepala yang dideritanya semakin parah dan tak kunjung hilang, analisis lanjutan dilakukan. Hasil pemindaian MRI menunjukkan adanya gumpalan darah di luar otak dan cairan saraf di bagian luar tulang belakang.
Setelah istirahat total selama dua minggu, kondisinya kembali normal dan rasa sakitnya tak lagi terasa. Namun, ia disarankan untuk menghindari aktivitas yang bisa meningkatkan tekanan di otot lehernya.
4. Esofagus melilit
Pada 2005, ada seorang pria berusia 81 tahun yang mengalami kondisi unik. Esofagusnya, bagian yang menghubungkan rongga kerongkongan dengan lambung, melintir setiap kali dia menelan sesuatu.
Pada orang normal, biasanya otot yang berada di sekitar esofagus melakukan kontraksi untuk membantu makanan turun. Kondisi ini dilaporkan terjadi akibat otot yang berada di sekitar esofagus melakukan kontraksi pada waktu yang sama, menyebabkan esofagus melilit.
ADVERTISEMENT
Sayangnya, tidak banyak yang bisa dilakukan untuk mengobati kondisi ini, menurut laporan IFL Science.
5. Tidak punya otak utuh
Ada seorang pria asal Prancis yang bisa hidup tanpa sebagian besar otaknya. Dilaporkan pria ini hanya memiliki 10 persen dari keseluruhan otaknya.
Kondisi ini baru diketahui setelah si pria pergi ke dokter karena kaki kirinya merasa lemas. Saat dilakukan pemindaian pada otaknya ditemukan bahwa tengkoraknya dipenuhi oleh cairan.
Diestimasi bahwa 90 persen otaknya rusak perlahan-lahan dalam periode tiga dekade. Kondisi ini disebut sebagai hydrocephalus. Ini merupakan salah satu kasus medis paling ekstrem yang pernah dilaporkan.
Dokter yang menangani kasus ini dibuat takjub karena pasien tidak mengalami masalah mental. Hal ini membuat dokter mempertanyakan apa yang sebenarnya dibutuhkan untuk bisa bertahan hidup.
ADVERTISEMENT