Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Makan Pedas Ternyata Baik untuk Kesehatan Tubuh
8 Januari 2018 8:41 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:12 WIB
ADVERTISEMENT
Jika Anda adalah seseorang yang rela berkeringat karena makan makanan pedas, bahkan hingga menambah bubuk cabai atau saus ke makanan yang aslinya sudah pedas. Selamat, Anda mungkin memiliki tubuh yang lebih sehat dibanding mereka yang menghindari makanan pedas.
ADVERTISEMENT
Dilansir Science Alert, dalam beberapa tahun terakhir telah banyak studi yang mengkaji pengaruh capsaicin, komponen kimia yang membuat rasa pedas di cabai, pada tubuh.
Dari studi-studi tersebut, para peneliti menemukan hubungan antara makan makanan pedas dengan rendahnya risiko kematian serta memperlambat berkembangnya sel kanker. Hal itu karena capsaicin membuat tubuh lebih sering mengganti sel tubuh dengan yang baru.
"Intinya adalah apapun jenis sayuran yang Anda konsumsi akan meningkatkan kesehatan Anda," kata David Popovich, ahli nutrisi dari Massey Univesity, Selandia Baru, kepada Time.
"Tetapi cabai pedas benar-benar bermanfaat bagi Anda, jika Anda tahan pedas," tambahnya.
Penelitian atas pengaruh capsaicin pada sel kanker
Popovich sendiri telah melakukan penelitian atas mekanisme capsaicin dalam memperlambat pertumbuhan sel kanker di laboratorium.
ADVERTISEMENT
Memang sebelumnya pada tahun 2006, para peneliti telah menemukan bahwa dosis tinggi capsaicin dapat memperlambat pertumbuhan sel kanker prostat pada tikus hingga 80 persen.
Dan pada tahun 2015, tim lainnya berhasil mendemonstrasikan untuk pertama kalinya bagaimana zat pedas ini mengikat sel kanker dan memicu perubahan dalam struktur internalnya.
Sejatinya, masih belum diketahui secara pasti bagaimana capsaicin berinteraksi dengan sel kanker dan memperlambat pertumbuhan mereka.
Popovich pun menjelaskan bahwa ada sebuah hipotesis yang para peneliti percayai atas hal ini. Menurut hipotesis tersebut, capsaicin mempercepat terjadinya proses yang dikenal sebagai apoptosis. Apoptosis adalah proses yang memprogram kematian sel yang kemudian mendorong tubuh menciptakan sel pengganti yang baru.
"Salah satu pendapat para peneliti adalah capsaicin dan senyawa lain di sayuran dapat mencegah berkembangnya kanker, dengan cara menstimulasi apoptosi," kata Popovich.
ADVERTISEMENT
Pendapat lain soal capsaicin
Sekarang para peneliti mulai mengkaji potensi penggunaan capsaicin pada obat anti kanker baru. Tetapi, menurut Jose de Jesus Ornelas Paz dari Research Centre for Food and Development di Meksiko, manfaat sebenarnya yang bisa didapatkan itu berasal dari cabai utuh, bukan dari satu bahan.
"Cabai pedas adalah koktail dari senyawa bioaktif," kata Ornelas Paz, dikutip dari Science Alert.
"Mencampur, memotong, dan memasak meningkatkan pengeluaran senyawa tersebut dari jaringan cabai, membuat adanya peningkatan jumlah yang bisa diserap," tambahnya.
Menurut Ornelas Paz, karena capsaicin adalah senyawa yang mudah larut dalam lemak, maka dengan mencampurnya bersama makanan berlemak atau minyak akan memudahkan tubuh menyerapnya.
Salah satu bukti yang mendukung hal tersebut, bisa dilihat dari kegiatan sebuah tim dari Universitas Harvard pada tahun 2015 yang menilai kesehatan dari setengah juta orang dewasa di China.
ADVERTISEMENT
Mereka menemukan bahwa orang yang memakan makanan pedas enam atau tujuh kali dalam seminggu memiliki tingkat risiko kematian 14 persen lebih rendah dibanding orang yang jarang makan pedas.