5 Kasus Temuan Cacing Pita di Tubuh Manusia

29 Maret 2018 12:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jenis cacing pada anak  (Foto:  Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Jenis cacing pada anak (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Masyarakat Indonesia, terutama penggemar ikan makarel, dihebohkan dengan temuan cacing pita pada banyak merek ikan makarel dalam kemasan kaleng yang beredar di pasar.
ADVERTISEMENT
Cacing pita sendiri diketahui dapat menginfeksi manusia melalui makanan yang mentah atau setengah matang, dan keberadaannya dapat membuat tubuh manusia lemas.
Celakanya, cacing pita ini bukan cuma bersarang di perut manusia, karena bisa jadi ia bersarang di mata, atau organ tubuh lain.
Sejumlah berita telah mencatat keberadaan cacing pita di tubuh manusia. Itu bukan cuma terjadi di Indonesia, tetapi juga ada di berbagai belahan Bumi lain. Berikut ini lima kasus infeksi cacing pita pada manusia yang, mungkin, bisa membuat kamu kehilangan nafsu makan.
1. Cacing pita di mata
Sam Cordero, pria asal Florida, AS, mengalami infeksi cacing pita di matanya. Cacing pita bernama Taenia solium yang menginfeksinya berasal dari daging babi yang Cordero konsumsi.
ADVERTISEMENT
Akibat infeksi itu ia mengalami gangguan penglihatan. Namun untungnya dokter telah berhasil mengangkat cacing pita berukuran tiga milimeter itu.
2. Sashimi membawa petaka
Cacing pita di perut pria AS (Foto: Dok. DR Kenny Bahn)
zoom-in-whitePerbesar
Cacing pita di perut pria AS (Foto: Dok. DR Kenny Bahn)
Saking gemarnya makan sashimi, kuliner khas Jepang yang disantap mentah, seorang pria asal California, AS, diinfeksi oleh cacing pita sepanjang 1,6 meter.
Menurut keterangan dokter yang menanganinya, pria itu mengalami diare yang diikuti keram perut sebelum akhirnya cacing pita itu meninggalkan perutnya, melalui dubur pria yang tak diketahui namanya itu.
Kepada dokternya si pria mengaku infeksi cacing ini berasal dari kegemarannya menyantap sashimi.
3. Lagi-lagi ikan jadi tersangka pembawa cacing
Cacing pita sepanjang 2,8 meter. (Foto: Dok. Singapore General Hospital's Department of Microbiology)
zoom-in-whitePerbesar
Cacing pita sepanjang 2,8 meter. (Foto: Dok. Singapore General Hospital's Department of Microbiology)
Cacing pita seukuran 2,8 meter ini menginfeksi seorang perempuan asal Singapura. Padahal sebelumnya, menurut laporan, perempuan itu tak menunjukkan gejala sakit apa pun.
ADVERTISEMENT
Menurut dugaan Hsu Li Yang, ahli penyakit menular di Singapura, cacing itu bisa masuk ke tubuh perempuan tersebut melalui ikan yang ia konsumsi.
Cacing ini dicatat oleh National University Hospital (NUH) sebagai cacing terpanjang yang pernah menginfeksi manusia.
Sebelumnya, cacing pita terpanjang yang pernah ditemukan oleh NUH hanya sepanjang satu meter.
4. Cacing pita 10,5 meter
Kejadian infeksi cacing dengan ukuran ekstrem itu terjadi di Indonesia, tepatnya di Sumatra Utara. Seorang warga dari desa Nagori Maliring menemukan cacing pita sepanjang 10,5 meter keluar dari tubuhnya.
Cacing itu bisa keluar dari tubuhnya berkat obat dari tim peneliti fakultas kedokteran Universitas Islam Sumatera Utara.
Menurut pengakuan, ia sering mengalami cepat lelah dan mata berkunang-kunang selama 25 tahun.
ADVERTISEMENT
Temuan cacing yang berjenis Taenia asiatica Simalungun ini diklaim sebagai yang terpanjang di dunia.
5. Cacing pita banyak ditemukan di pedalaman Papua
Babi dalam ritual membuka lahan Suku Dani, Papua (Foto: ANTARA FOTO/Indrayadi TH)
zoom-in-whitePerbesar
Babi dalam ritual membuka lahan Suku Dani, Papua (Foto: ANTARA FOTO/Indrayadi TH)
Sekelompok tim peneliti dari Jepang menemukan banyak kasus infeksi cacing pita di pedalaman Papua. Menurut mereka cacing pita dapat menyerang saraf manusia.
Menurut penjelasan ahli saraf bernama Indrajaya Manuaba yang juga tergabung dalam tim peneliti tersebut, konsumsi daging babi yang tidak dimasak dengan sempurna menjadi salah satu penyebab infeksi cacing pita.
Selain konsumsi daging babi yang tidak matang, ada dua faktor lain penyebaran infeksi cacing pita pada masyarakat pedalaman Papua, yaitu tidak adanya jamban serta ternak babi yang tidak dikandangkan.
"Saya tidak punya data pasti, tapi penyakit saraf lewat cacing pita babi yang menjalar di tubuh penderita banyak ditemukan di pedalaman Papua, terutama yang suka konsumsi daging babi," papar Manuaba, dikutip dari Antara.
ADVERTISEMENT