5 Spesies Hewan Baru yang Ditemukan di Indonesia Sepanjang 2018

1 Januari 2019 17:43 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Cicak Cyrtodactylus tanahjampea (Foto:  Dok. Jmmy A. McGuire)
zoom-in-whitePerbesar
Cicak Cyrtodactylus tanahjampea (Foto: Dok. Jmmy A. McGuire)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Masih banyak keanekaragaman hayati di Indonesia yang belum terungkap. Luasnya wilayah lautan dan daratan Indonesia membuat banyak hewan di negeri ini belum teridentifikasi. Alhasil, dari hasil penelitian yang dilakukan, setiap tahunnya selalu ada penemuan spesies hewan baru di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Sepanjang tahun 2018, beberapa spesies hewan baru berhasil ditemukan di Indonesia. Sebagian telah teridentifikasi dan diberi nama, sebagian lagi masih dipelajari untuk memastikan apakah spesies tersebut merupakan spesies baru atau bukan.
Berikut adalah beberapa jenis hewan baru di Indonesia yang telah diidentifikasi sepanjang tahun 2018.
1. Katak Megophyrs lancip
Spesies katak baru berhidung lancip (Foto:  Dok. E.N. Smith)
zoom-in-whitePerbesar
Spesies katak baru berhidung lancip (Foto: Dok. E.N. Smith)
Katak unik yang memiliki hidung lancip ini ditemukan saat peneliti LIPI melakukan ekspedisi di kawasan Pegunungan Bukit Barisan pada 2013. Setelah melalui proses identifikasi, penemuan spesies baru ini akhirnya berhasil dipublikasikan di jurnal Zootaxa pada 3 Juli 2018. Katak berhidung lancip ini kemudian resmi memiliki nama ilmiah Megophyrs lancip.
Selain hidungnya yang lancip, ciri-ciri unik lain dari katak ini adalah kehadiran ‘tanduk’ di kepalanya. ‘Tanduk’ tersebut sebenarnya adalah bagian kulit yang mencuat. Kulit katak ini juga umumnya berwarna cokelat yang menyaru dengan dedaunan kering yang berjatuhan, sehingga sulit untuk terlihat.
ADVERTISEMENT
2. Kodok Leptophryne javanica
Kodok bernama ilmiah Leptophryne javanica. (Foto: Farits Alhadi/LIPI)
zoom-in-whitePerbesar
Kodok bernama ilmiah Leptophryne javanica. (Foto: Farits Alhadi/LIPI)
Kodok Leptophryne javanica merupakan kodok jenis baru yang menghuni wilayah Gunung Slamet, Purbalingga, Jawa Tengah dan Gunung Ciremai, Kuningan, Jawa Barat, Indonesia. Kodok ini sebelumnya dikira masih satu spesies dengan kodok Leptophryne cruentata, sampai akhirnya penelitian lebih lanjut menunjukkan bahwa kedua kodok ini adalah spesies yang berbeda.
Leptophryne javanica memiliki tubuh kecil dengan panjang kurang dari tiga sentimeter dan memiliki bercak-bercak kuning di tubuhnya yang hitam. Penemuan spesies ini dilaporkan dalam sebuah makalah ilmiah yang terbit di jurnal Zootaxa pada 26 Juli 2018.
3. Cicak Cyrtodactylus tanahjampea
Cyrtodactylus tanahjampea (Foto: Dok. A. Riyanto)
zoom-in-whitePerbesar
Cyrtodactylus tanahjampea (Foto: Dok. A. Riyanto)
Cicak jenis baru yang diberi nama Cyrtodactylus tanahjampea ditemukan di Pulau Tanahjampea, Sulawesi Selatan. Panjang dari ujung moncong hingga membukanya kloaka cicak ini mencapai 76,1 milimeter pada jantan dewasa dan 72,8 milimeter pada betina dewasa.
ADVERTISEMENT
Umumnya, spesies ini memiliki ekor yang lebih panjang daripada tubuhnya. Penemuan spesies ini telah dipublikasikan di jurnal Zootaxa pada 29 Juni 2018.
4. Ikan Lepidotrigla
Tiga spesies ikan baru dari genus Lepidotrigla berhasil diidentifikasi pada tahun 2018. Jenis ikan yang pertama adalah Lepidotrigla macracaina. Ikan ini memiliki warna merah cerah di bagian atas tubuhnya hingga kepala, sementara tubuh dan kepala bagian bawahnya berwarna putih. Spesies ini dapat ditemukan di Jawa, Bali, dan Lombok, pada kedalaman 125 hingga 263 meter.
Yang kedua, Lepidotrigla maculapinna, memiliki kepala kemerahan dengan tubuh bagian bawah berwarna putih. Sirip punggungnya berwarna merah muda dan ada bintik merah. Sirip bagian bawahnya juga berwarna putih. Ikan ini bisa ditemukan di ujung timur Selat Mentawai dan selatan Lombok di kedalaman 100 hingga 280 meter.
ADVERTISEMENT
Adapun yang ketiga, Lepidotrigla tanydactyla, memiliki tubuh kemerahan mirip seperti Lepidotrigla maculapinna. Ikan ini dapat ditemukan di Sumbawa di kedalaman 160 hingga 300 meter.
5. Belut moray Gymnothorax
Gymnothorax longinaris di Pulau Seraya Besar, Flores. (Foto: M.V. Erdmann via International Journal of Ichthyology)
zoom-in-whitePerbesar
Gymnothorax longinaris di Pulau Seraya Besar, Flores. (Foto: M.V. Erdmann via International Journal of Ichthyology)
Dua spesies belut moray baru dari genus Gymnothorax ditemukan hidup di barat daya Flores, Indonesia. Yang pertama, Gymnothorax longinaris, memiliki panjang maksimal 239 milimeter dengan panjang kepala 12,8 milimeter, buntut 51,7 milimeter, dan tubuh 48,3 milimeter. Tubuhnya berwarna cokelat kemerahan pucat dan di bagian bawahnya berwarna putih.
Yang kedua, Gymnothorax paucivertebralis, memiliki panjang tubuh 227 milimeter dengan panjang kepala 15,3 milimeter, tubuh 52,9 milimeter, dan buntut 47,1 milimeter. Tubuhnya berwarna kuning pucat dengan garis horizontal berwarna cokelat. Sirip punggung dan sirip bawahnya juga berwarna kecokelatan.
ADVERTISEMENT