70 Persen Penguin Raja Terancam Hilang pada Akhir Abad 21

28 Februari 2018 10:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penguin (Foto: Max Pixel)
zoom-in-whitePerbesar
Penguin (Foto: Max Pixel)
ADVERTISEMENT
Menurut sebuah studi yang dipublikasikan di Nature Climate Change, 70 persen penguin raja akan menghilang atau akan berpindah tempat sebelum akhir abad 21 apabila tidak ada pengurangan tingkat emisi gas rumah kaca.
ADVERTISEMENT
Meski pada umumnya spesies yang hidup di habitat dingin akan berpindah menuju ke kutub karena iklim yang semakin hangat, hal itu tidak serta-merta berlaku pada penguin raja. Penguin raja hanya berkembang biak pada bagian yang bebas dari es di pulau yang terletak di Samudera Antartika, sehingga bagi mereka, berpindah tempat tidaklah mudah.
Agar koloni penguin dapat berkembang biak dan membesarkan anak, mereka butuh suhu yang tepat sepanjang tahun, tidak boleh ada es laut pada musim dingin di sekitar pulau, dan pantai yang terdiri dari pasir dan kerikil.
Dan yang lebih penting, mereka butuh persediaan makanan yang melimpah untuk memberi makan anak mereka.
Selama ribuan tahun, penguin raja tinggal di Antarctic Polar Front, bagian dari Samudera Antartika yang memiliki banyak ikan. Namun karena perubahan iklim, tempat mereka mencari makan hanyut ke selatan, menjauhi pulau yang menjadi sarang penguin raja.
ADVERTISEMENT
Orang tua penguin raja terpaksa berenang lebih jauh untuk mencari makan, sementara anak mereka menunggu kelaparan, dan waktu mereka menunggu semakin lama.
Penguin (Foto: National Aquarium New Zealand)
zoom-in-whitePerbesar
Penguin (Foto: National Aquarium New Zealand)
Studi ini memprediksi, jarak yang ditempuh orang tua penguin raja untuk mencari makan akan semakin jauh dan anak mereka akan mati karena kelaparan. Kemungkinan lainnya, mereka akan berpindah ke tempat lain yang dekat dengan sumber makanan.
Dengan menggunakan informasi dari genom penguin raja, tim peneliti merekonstruksi perubahan yang terjadi pada populasi spesies ini selama 50 ribu tahun terakhir dan menemukan bahwa perubahan iklim di masa lalu yang menyebabkan perubahan pada lautan, distribusi lautan es, dan lokasi Antarctic Polar Front selalu menyebabkan keadaan kritis bagi penguin raja.
Namun, bukan berarti harapan hidup penguin ini hilang. Penguin raja bisa selamat beberapa kali dari krisis, dan terakhir kali terjadi pada 20 ribu tahun lalu.
ADVERTISEMENT
"Rendahnya nilai indeks diferensiasi genetik memberi tahu kita bahwa semua koloni dihubungkan oleh pertukaran individu secara terus-menerus," kata Emiliano Trucchi, koordinator studi ini dilansir Science Daily. “Dengan kata lain, penguin raja bisa berpindah-pindah dan menemukan tempat yang aman untuk berkembang biak ketika wilayah mereka terancam.”
Namun, yang berbeda dari kejadian sekarang adalah, untuk pertama kalinya aktivitas manusia memainkan peran dalam perubahan cepat yang terjadi di Bumi, bahkan di wilayah yang terpencil. Dampak dari perubahan ini paling dirasakan di wilayah kutub.
Penguin (Foto: Patrizia 08/Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Penguin (Foto: Patrizia 08/Pixabay)
Wilayah Samudera Selatan sekarang menjadi tempat pemancingan skala industri, dan hal ini dapat membuat penguin kehabisan makanan.
“Masih ada pulau di selatan yang bisa menjadi tempat penguin tinggal,” kata Céline Le Bohec, kepala program 137 dari French Polar Institut Paul-Emile Victor, tempat studi tersebut dilakukan.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, kompetisi memperebutkan tempat berkembang biak dan mencari makan akan menjadi semakin ketat bagi penguin raja, terutama dengan spesies penguin lainnya seperti Chinstrap, Gentoo, atau penguin Adelie. Persaingan ini akan semakin menyulitkan mereka, bahkan tanpa maraknya penangkapan ikan oleh manusia.
Le Bohec menegaskan, “Sulit untuk memprediksi apa yang akan terjadi, namun mereka mungkin akan punah. Jika kita ingin menyelamatkan sesuatu, tindakan proaktif dan upaya konservasi yang efisien perlu dilakukan, namun yang lebih penting, aksi secara global melawan pemanasan global harus mulai dari sekarang.”