9 Fungsi Tak Terduga dari Tinja dan Air Kencing

24 Januari 2019 10:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pup, feses atau tinja yang berwarna kemerahan atau kehitaman juga perlu diwaspadai (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Pup, feses atau tinja yang berwarna kemerahan atau kehitaman juga perlu diwaspadai (Foto: Pixabay)
ADVERTISEMENT
Tinja dan air kencing biasanya dianggap sebagai sesuatu yang kotor dan menjijikkan. Namun, tinja dan air kencing milik beberapa hewan tertentu atau bahkan milik manusia, ternyata memiliki fungsi-fungsi tak terduga.
ADVERTISEMENT
Selain bisa dimanfaatkan menjadi batu bata sebagaimana dalam tulisan di kumparanSAINS sebelumnya, tinja juga bisa dimanfaatkan menjadi banyak hal, termasuk makanan. Berikut adalah pemanfaatan dari tinja dan air kencing yang sebelumnya mungkin tidak pernah terpikirkan, tapi dapat membawa manfaat bagi manusia, sebagaimana dilansir Live Science.
1. Kotoran jadi parfum
Mendengar kata kotoran, yang terpikirkan di kepala Anda kemungkinan besar adalah benda yang menjijikkan dan bau. Namun ternyata, kotoran atau tinja yang dikeluarkan oleh paus justru bisa menjadi bahan dari parfum mahal yang dapat membuat tubuh menjadi wangi.
Paus dapat mengeluarkan kotoran berupa lemak dan berbau tidak sedap yang bernama ambergris. Meski awalnya berbau tidak sedap, ambergris ternyata dapat membuat aroma parfum menjadi lebih tahan lama.
Ilustrasi Parfum (Foto: Dok. Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Parfum (Foto: Dok. Pixabay)
Kabarnya, merek-merek parfum terkenal seperti Miss Dior dan Femme dari Rochas sempat menggunakan bahan ambergris ini. Selain itu, ambergris juga merupakan bahan yang berharga mahal, bahkan harganya bisa mencapai antara 68 ribu hingga 180 ribu dolar AS (Rp 963 juta hingga Rp 2,5 miliar).
ADVERTISEMENT
Namun kini penggunaan ambergris dilarang di beberapa negara mengingat paus semakin langka.
2. Air kencing jadi pewarna
Kitab Perjanjian Baru dari zaman Byzantine yang berusia 1.500 tahun memiliki lembaran yang berwarna keunguan dan ditulis dengan menggunakan tinta emas serta perak. Warna ungu yang menghiasi halaman kitab tersebut dihasilkan dari jamur yang bernama Roccella tinctoria dan kemudian difermentasi dengan menggunakan air kencing alias urine.
Kalau menurutmu menggunakan urine sebagai pewarna itu menjijikkan, di zaman dahulu menggunakan urine untuk pewarna alami sebenarnya adalah sesuatu yang wajar.
Di abad 15 hingga 18, orang Eropa menggunakan air kencing sapi dari India untuk menghasilkan warna yang disebut sebagai Indian Yellow. Selain itu, warna woad, warna yang mirip dengan biru tua, juga dihasilkan dari dari daun woad yang dicelupkan ke air kencing.
ADVERTISEMENT
3. Steak tinja
Para peneliti di Tokyo, Jepang, kini tengah berusaha untuk mencari cara mengurangi limbah kotoran yang dihasilkan manusia. Salah satu alternatifnya adalah dengan cara membuat steak tinja.
Mereka sedang mencoba untuk menyimpan protein dalam tinja dan dikombinasikan dengan karbohidrat dan lemak untuk menghasilkan tekstur yang mirip dengan bakso. Tertarik mencoba?
4. Minuman tinja
Selain jadi makanan, dengan menggunakan teknologi mutakhir bernama Omniprocessor, tinja juga bisa diolah untuk menjadi air bersih yang bisa diminum. Teknologi ini di masa depan dapat membantu manusia, terutama mereka yang sulit untuk mendapatkan akses pada air bersih. Pengembangan teknologi ini turut dibiayai oleh Bill Gates.
5. Urine jadi batu bata
Batu bata dari urine manusia. (Foto:  University of Cape Town)
zoom-in-whitePerbesar
Batu bata dari urine manusia. (Foto: University of Cape Town)
Peneliti dari University of Cape Town di Afrika Selatan kini tengah mengembangkan batu bata yang dibuat dari air kencing. Kekuatan batu bata ini diklaim bisa diatur tergantung pada kebutuhan pemakaian.
ADVERTISEMENT
Cara pembuatannya, air kencing dicampur dengan bubuk kalsium hidroksida, lalu cairannya disaring, dan kemudian dicampur dengan dengan pasir dan bakteri yang mengubah bahan-bahan tersebut menjadi zat seperti semen.
6. Sosis tinja
Kalau di Jepang ada steak tinja, peneliti dari Spanyol menciptakan sosis fermentasi dengan menggunakan tinja milik bayi manusia. Alasannya, tinja bayi mengandung mikroba, terutama Lactobacillus dan Bifidobacterium yang dapat menjadi probiotik. Probiotik ini kemudian digunakan untuk membuat sosis fermentasi yang disebut fuet.
Bukan hanya menjadi sosis, ke depannya kandungan mikroba dalam tinja bayi juga diharapkan dapat digunakan untuk transplantasi tinja yang dapat membantu untuk menyembuhkan penyakit pencernaan.
7. Terapi urine
Terapi urine sapi telah dilakukan oleh orang Hindu India selama 5.000 tahun. Terapi ini dilakukan dengan meminum urine sapi dan dipercaya dapat menyembuhkan 70 hingga 80 penyakit yang tidak bisa disembuhkan seperti diabetes.
ADVERTISEMENT
8. Urine untuk bahan bakar robot
Robot bernama EcoBots memiliki keunggulan karena memakai bahan bakar berupa air kencing. Robot ini memiliki alat yang bekerja seperti jantung dan dapat memompa air kencing ke seluruh tubuhnya.
9. Tinja sebagai makanan makhluk laut
Kotoran yang dihasilkan oleh makhluk laut raksasa seperti paus ternyata membawa kesuburan bagi makhluk laut lainnya. Kotoran paus mengandung nutrisi yang baik bagi fitoplankton, tumbuhan kecil di lautan. Fitoplankton juga merupakan makanan dari berbagai jenis binatang laut. Karena itu, kotoran paus membawa manfaat dalam rantai makanan di lautan.