Air Sungai di Sleman Tersedot ke Bawah Tanah, Mengapa Bisa Terjadi?

12 Februari 2019 7:12 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sebuah alat berat mengeruk pasir di Kali Kuning di Sleman. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Sebuah alat berat mengeruk pasir di Kali Kuning di Sleman. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
ADVERTISEMENT
Warga di Desa Sambirego, Sleman, dibuat kaget dengan kejadian unik di Kali Kuning pada hari Jumat, 8 Februari lalu. Air di sekitar kali itu tersedot ke dalam tanah, sampai membuat air di kali itu kering.
ADVERTISEMENT
Kali Kuning di Sambirejo terletak di sebelah timur Yogyakarta. Ia memiliki panjang sekitar 15 kilometer, dari hulu yang berada di puncak Gunung Merapi.
Fenomena unik ini kemudian direkam dalam sebuah video durasi 1 menit 8 detik, yang kemudian viral di media sosial. Dari video ini terlihat jelas bahwa semua air di sungai mengalir masuk ke dalam sebuah lubang. Lubang itu terlihat seperti tanah yang amblas, di bawah sebuah jembatan kecil.
Kejadian ini sejatinya dipicu oleh aliran air yang begitu deras akibat hujan yang membawa material pasir ke sungai. Air beserta pasir kemudian menggerus dasar sungai yang ternyata tidak cukup kuat untuk menopang derasnya arus, dan pada akhirnya, menciptakan sebuah lubang.
ADVERTISEMENT
Lubang itu diketahui memiliki diameter 3 hingga 4 meter dengan kedalaman 2 meter.
Suyono, Kepala Bidang Air Tanah dari Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), menjelaskan, bahwa lubang yang tercipta itu terdiri atas material yang tidak kuat dan mengakibatkan fondasinya longsor. Air sungai yang deras itu kemudian menggerus struktur sabo dam di sana dan terciptalah lubang.
Sebuah alat berat mengeruk pasir di Kali Kuning di Sleman. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
Sabo dam sendiri, biasanya dirancang untuk mengendalikan aliran sedimen akibat erupsi gunung api.
"Kualitas sabo dam di Sambirejo kemungkinan memiliki pondasi yang kurang baik, karena debit airnya meningkat secara intensif, pasti akan menggerus pondasi menggerus materialnya," kata Suyono saat dihubungi kumparan, Senin (11/2).
Air sungai yang masuk ke dalam lubang tanah ini tidak serta merta hilang, tetapi akan naik atau mengalir lagi ke dalam Daerah Aliran Sungai (DAS) Kali Kuning lalu muncul lagi di suatu tempat, namun Suyono tidak bisa memprediksi secara pasti soal di mana dan kapan air itu akan muncul.
ADVERTISEMENT
Apa yang terjadi di Kali Kuning ini tidak perlu dikhawatirkan, karena tidak memicu terjadinya bencana apapun. Suyono dan tim ahli juga terus mengidentifikasi lebih dalam mengenai penyebab dan risikonya.
Seorang warga melihat alat berat mengeruk pasir di Kali Kuning, Sleman. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
Dikonfirmasi secara terpisah, Kabid Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPKP) Kabupaten Sleman, Achmad Subhan, mengatakan pihaknya telah menurunkan satu alat berat untuk menutup lubang tersebut dengan cor.
Ia memastikan konstruksi bendungan dan jembatan yang ada di sekitar lokasi dalam keadaan aman. DPUPKP Sleman berupaya untuk mempercepat proses pengecoran agar fondasi jembatan di sekitarnya tidak makin digerus oleh air dan pasir.
"Di bawah (lubang) dikasih semacam (alat) memperlambat arus. Saya pikir ini meski sepele tapi kalau dibiarkan bahaya untuk bawahnya. Makanya kita turunkan alat," jelas Subhan.
ADVERTISEMENT
Berbagai pihak saat ini terus berkoordinasi untuk datang langsung ke lokasi dan mendalami apa penyebabnya, agar kejadian serupa tidak terjadi lagi.