Alasan Kepala Kita Bisa Benjol Seperti Bakpao

19 November 2017 14:42 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi cedera kepala. (Foto: REUTERS/Maxim Shemetov)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi cedera kepala. (Foto: REUTERS/Maxim Shemetov)
ADVERTISEMENT
Pekan ini kita dikejutkan oleh kabar Ketua DPR Setya Novanto mengalami kecelakaan. Mobil Toyota Fortuner yang dia tumpangi menabrak tiang listrik di kawasan Permata Hijau, Jakarta. Tak lama setelah kecelakaan, kuasa hukum Novanto, Fredrich Yunadi, sempat bilang kalau dahi kliennya "benjol seperti bakpao."
ADVERTISEMENT
Pernyataannya belakangan dinilai berlebihan karena pada kenyataannya, berdasarkan foto Novanto yang beredar di aplikasi pesan dan media sosial, terlihat benjolannya enggak gede-gede amat. Paling, cuma sebesar kelereng.
Benjol segede bakpao itu memang bisa saja terjadi di dahi atau kening kita. Jika terjadi benturan dan kepala mengalami cedera, itu bisa menyebabkan benjolan ringan, memar, hingga luka otak traumatis.
Dokter ahli bedah Seunggu Han, M.D., menulis di situs web HealthLine.com, bahwa agak sulit menilai seberapa serius cedera kepala jika cuma melihatnya, karena ada yang benturannya ringan tapi banyak mengeluarkan darah, dan ada juga yang benturan terhadap kepalanya keras tapi tidak berdarah sama sekali.
Cedera pada kepala yang umum terjadi adalah pembengkakan atau benjol (edema), gegar otak (concussion), pendarahan (hemorrhage), patah tulang tengkorak (skull fracture), atau luka di kulit kepala.
ADVERTISEMENT
Nah, khusus benjol, luka itu menyebabkan bengkak pada jaringan pembuluh darah di sekitar benturan. Perlu diketahui bahwa benjolan bisa muncul karena kulit kepala manusia memiliki suplai darah yang melimpah dan luka di daerah tersebut sering menyebabkan pendarahan di bawah kulit.
Luka Setya Novanto. (Foto: Dok. Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Luka Setya Novanto. (Foto: Dok. Istimewa)
Tergantung Kekuatan Benturan
Menurut John L. Atkinson, M.D., seorang dokter ahli bedah saraf di Rochester Minnesota Amerika Serikat, sebuah benturan ringan di bagian kepala bisa saja mengakibatkan pembengkakan atau benjol. Semua itu tergantung pada momentum dan faktornya, yang bisa diukur dari usia orang (anak-anak atau dewasa) sampai dengan kekuatan benturan terhadap suatu benda (lantai, beton, atau permukaan keras lain).
Jika benturannya keras dan menghantam permukaan keras, sangat terbuka kemungkinan korban bakal mengalami cedera kepala serius.
ADVERTISEMENT
Tapi, jika benturannya enggak kencang-kencang amat dan kepala menghantam benda yang cenderung empuk, seperti jok mobil, maka kita tidak perlu panik berlebihan. Benjolan bisa mengecil dalam hitungan jam atau beberapa hari.
Apabila kepala tidak memberi tanda-tanda cedera kepada yang serius, serta tidak ada rasa pusing atau sakit pada kepala, Atkinson berkata seseorang tidak memerlukan pengujian medis lebih lanjut.
Tapi, Atkinson menggarisbawahi ada bahaya jika kepala mengalami benturan cukup parah yang bisa menyebabkan pendarahan di dalam atau di sekitar otak. Terkadang benturan keras ke bagian kepala dapat mengakibatkan pendarahan di dalam dan sekitar otak. Jenis ini dikenal juga dengan sebutan intracranial hematoma, sebuah kondisi yang sangat membahayakan otak.
ADVERTISEMENT
Selain itu, mereka yang mengalami benjol disarankan Atkinso juga perlu memperhatikan perubahan kondisi tubuh yang menunjukkan tanda-tanda suatu penyakit, misalnya sakit kepala, tubuh tidak bisa berdiri seimbang, muntah, hilang ingatan, dan gampang berubah mood.
Perawatan mungkin diperlukan jika korban mengalami gejala cedera serius, dan mungkin itu pula yang sekarang menjadi alasan Novanto hingga dia masih terbaring di rumah sakit. Semoga papa cepat sembuh, ya.
Reporter: Sayid Muhammad Mulki Razqa