Alasan Spongebob Bahagia Bekerja sebagai Pelayan Restoran

12 Maret 2018 12:55 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Spongebob Squarepants (Foto: Spongebob Squarepants/Facebook)
zoom-in-whitePerbesar
Spongebob Squarepants (Foto: Spongebob Squarepants/Facebook)
ADVERTISEMENT
Spongebob Squarepants, makhluk laut berwarna kuning yang bekerja untuk Tuan Krab sebagai pelayan restoran Krusty Krab selalu terlihat bahagia saat bekerja.
ADVERTISEMENT
Terlepas dari kepribadian Spongebob yang selalu positif, pekerjaan yang mengharuskan kita berhadapan langsung dengan pelanggan ternyata memang membuat pekerjanya lebih bahagia.
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Andrew Knight, peneliti dari Washington University in St, Louis Olin Business School menunjukkan, orang-orang yang harus menghadapi konsumen, seperti pelayan di restoran atau swalayan, lebih bahagia daripada orang yang bekerja jauh dari interaksi manusia.
Uniknya, bukan hanya para pelayan yang harus berhadapan langsung dengan pelanggan, tapi orang lain yang bekerja di tempat tersebut juga akan merasa lebih bahagia meski tidak berhubungan langsung dengan pelanggan.
Pelayan di Grand Garden Resto (Foto: grandgardenresto.com)
zoom-in-whitePerbesar
Pelayan di Grand Garden Resto (Foto: grandgardenresto.com)
Penelitian ini mengukur kebahagiaan pekerja melalui masalah yang dialami oleh para pekerja yang dapat mempengaruhi produktivitas mereka, seperti waktu sakit, bolos kerja, dan job burnout atau kondisi stres akibat pekerjaan.
ADVERTISEMENT
“Masalah pada pekerja itu mahal harganya,” kata Knight dilansir Futurity.
Center for Disease Control and Prevention melaporkan, perusahaan di AS bisa mengalami kerugian hingga 1.700 dolar AS atau sekitar Rp 23 juta per pekerja setiap kali mereka bolos. Total, perusahaan bisa rugi 226 miliar dolar AS setiap tahunnya.
Begitu juga ketika ada pekerja yang sakit dan tidak bekerja, hal ini juga tidak baik untuk perusahaan.
Andrew Knight, peneliti  (Foto: Dok. Washington University in St, Louis)
zoom-in-whitePerbesar
Andrew Knight, peneliti (Foto: Dok. Washington University in St, Louis)
Knight melakukan penelitian terhadap pekerja dari berbagai macam industri untuk melihat seberapa positif dan negatif perasaan mereka terhadap pekerjaan mereka, bagaimana mereka bisa mengekspresikan emosi mereka, tingkat kelelahan mental, dan seberapa ketat perusahaan mengatur pekerjaan mereka.
Hasil penelitian yang dilakukan Knight bersama dengan Jochen Menges dari WHU-Otto Beisheim School of Management, Jerman dan Heike Bruch dari University of St. Gallen, Swiss menunjukkan bahwa pekerja yang bisa mengekspresikan emosi mereka cenderung lebih bahagia. Selain itu, mereka yang harus bertatap muka langsung dengan pelanggan juga cenderung lebih positif.
ADVERTISEMENT
Studi tersebut mengatakan bahwa untuk menetralkan perasaan yang negatif lebih sulit daripada menutupi emosi.
Misalnya ketika berhubungan dengan pelanggan yang sulit, mereka yang bekerja sebagai pelayan bisa mendapatkan simpati dari rekannya sehingga suasana di tempat kerja mereka menjadi lebih positif.
Krusty Krab (Foto: Spongebob Squarepants/Facebook)
zoom-in-whitePerbesar
Krusty Krab (Foto: Spongebob Squarepants/Facebook)
Meski dianggap lebih bahagia, namun studi ini sendiri menunjukkan bahwa berhubungan langsung dengan pelanggan bisa melelahkan secara emosional.
Namun begitu, setiap kali berhadapan dengan pelanggan yang menyebalkan, selalu ada kemungkinan para pekerja ini bisa bertemu dengan pelanggan lain yang menyenangkan. Hal inilah yang tidak akan ditemui para pekerja di industri lain.
Ke depannya, Knight ingin agar penelitian ini bisa dikembangkan lebih lanjut, termasuk apakah emosi berpengaruh pada efisiensi pekerjaan.
ADVERTISEMENT
Penelitian Knight dan para koleganya ini telah dipublikasikan di dalam jurnal Academy of Management.