Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Tak hanya orang dewasa, ternyata stroke juga bisa menyerang anak-anak. Sahat Aritonang, dokter spesialis saraf Rumah Sakit Pondok Indah, Bintaro Jaya, berkata dirinya pernah menangani stroke yang dialami seorang anak yang masih kecil.
“Saya pernah merawat (pasien stroke) yang berusia kurang dari tujuh tahun,” tutur Sahat saat ditemui di acara peringatan World Stroke Day 2018 di Jakarta, Kamis (11/10).
Menurutnya, tipe stroke pada anak berbeda dengan stroke pada orang dewasa.
“Pada anak-anak harus hati-hati karena biasanya bukan karena lifestyle (lifestyle), tapi sering karena kelainan pada pembuluh darah atau cacat bawaan lahir,” paparnya.
Sementara stroke pada orang dewasa lebih sering disebabkan oleh gaya hidup seperti makan sembarangan, suka merokok, jarang berkegiatan secara aktif, tidak menjaga berat badan, dan malas berolahraga.
Untuk mengenali apakah seseorang terserang stroke, Sahat mengatakan kuncinya adalah “mendadak”. Apabila terjadi sesuatu yang tidak beres secara tiba-tiba alias mendadak, maka hal tersebut dapat menunjukkan gejala stroke.
ADVERTISEMENT
Perubahan secara mendadak tersebut dapat ditemukan pada enam hal yang dapat dirangkum dalam akronim ‘SeGeRa Ke RS’.
Enam hal tersebut adalah perubahan mendadak pada senyum (Se), gerakan (Ge), bicara (Ra), kebas alias kesemutan (Ke), rabun (R), dan sakit kepala (S).