Apa yang Terjadi pada Manusia Jika Menahan Berak Selama 40 Hari?

2 Maret 2018 19:03 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Masalah buang air besar. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Masalah buang air besar. (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Buang air besar (BAB) bisa dibilang sebagai salah satu anugerah paling nikmat bagi makhluk hidup di dunia. Tapi banyak orang sering menahan BAB karena alasan tertentu.
ADVERTISEMENT
Bahkan pernah ada kasus ekstrem di mana ada seseorang yang menahan untuk tidak berak selama 40 hari. Tentu kita bertanya-tanya apa yang akan terjadi pada dirinya?
Menurut ahli gastroenterologi dari New York University Langone Health, Ian Lustbader, ada beberapa kondisi yang terjadi jika menahan BAB dalam periode yang lama. Salah satunya rusaknya mekanisme yang membuat BAB berjalan teratur.
"Jika Anda terus menerus menahan BAB, Anda akan mengalami risiko terjadinya perubahan siklus BAB pada diri Anda ke depannya, atau membuat Anda harus bergantung pada obat pencahar atau obat lain untuk menstimulasi usus besar Anda agar kembali bekerja," ujar Lustbader dilansir Live Science.
Ilustrasi perut sakit (Foto: Dok. Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi perut sakit (Foto: Dok. Thinkstock)
Menurut Lustbader, kemampuan menahan BAB untuk jangka panjang cukup langka. Biasanya seseorang yang mengalami konstipasi memiliki keinginan untuk BAB namun tidak mampu. Akan menjadi berbahaya jika orang tersebut terus makan dan tidak BAB.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut akan membuat orang mengalami kondisi megakolon. Megakolon adalah situasi di mana tinja mengeras dan mempengaruhi usus besar. Hal ini dapat membuat usus pecah.
Bagaimana Jika Tidak Makan dan Tidak BAB?
Lustbader menjelaskan bahwa tubuh manusia, meski tidak makan, akan tetap memproduksi zat buangan. Lapisan usus akan memproduksi lendir dan cairan yang tetap harus dibuang oleh tubuh.
Meski rekor berapa lama seseorang tidak BAB tidak diketahui, dalam buku "Management of Functional Gastrointestinal Disorders in Children: Biopsychosocial Concepts for Clinical Practice" dijelaskan ada seorang anak berusia 13 tahun yang mengaku tidak BAB selama setahun.
Anak itu mengalami suatu kondisi yang dikenal sebagai sindrom retensi feses. Sindrom tersebut sering kali dialami oleh anak-anak dan kemungkinan terjadi karena mereka menjadi takut untuk BAB akibat suatu trauma.
Sakit Perut Pada Anak. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Sakit Perut Pada Anak. (Foto: Thinkstock)
Untuk menahan BAB biasanya mereka akan mengencangkan otot panggul dan pantatnya ketika rasa ingin BAB muncul.
ADVERTISEMENT
Dengan menahan BAB-nya, jumlah feses di dalam usus akan semakin besar dan berpotensi semakin sakit tiap harinya. Simtom ini biasanya diikuti dengan rasa sakit, sifat gampang marah dan hilangnya nafsu makan.
Bagaimana dengan nasib orang yang menahan BAB selama 40 hari itu? Untuk sekarang pria yang ternyata seorang tahanan narkoba kepolisian Inggris itu masih terus menahan BAB-nya demi menghilangkan barang bukti narkoba yang mungkin ada di dalam perutnya.