Aplikasi Asteros Bantu Penyandang Tunanetra 'Lihat' Bintang di Langit

17 Januari 2019 19:22 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi bintang-bintang di Galaksi Bima Sakti (Foto: Skeeze via Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bintang-bintang di Galaksi Bima Sakti (Foto: Skeeze via Pixabay)
ADVERTISEMENT
Bisa menikmati pemandangan bintang-bintang di langit malam adalah suatu hal yang nyaris tidak mungkin dirasakan oleh para penyandang tunanetra dan orang-orang dengan gangguan penglihatan.
ADVERTISEMENT
Namun berkat sebuah aplikasi di ponsel pintar, mereka kini bisa "melihat" indahnya bintang-bintang di malam hari.
Aplikasi bernama Asteros ini membantu para tunanetra dan orang-orang dengan gangguan penglihatan bisa "melihat" langit malam dengan bantuan ponsel pintar. Aplikasi yang dikembangkan oleh OSeyeris ini memanfaatkan teknologi augmented reality (AR) untuk menghadirkan langit bagi para penyandang tunanetra dan orang-orang dengan gangguan penglihatan.
"Bisa memahami di mana letak rasi bintang akan membuat imajinasi Anda menjadi lebih ramai," ujar Yuma Antoine Decaux, co-founder OSeyeris, kepada The Age.
Decaux adalah seorang tunanetra akibat sebuah kecelakaan. Ia punya misi untuk membuat para penyandang tunanetra bisa merasakan megahnya luar angkasa.
"Kami menggunakan sonifikasi dan haptic (teknologi yang membuat kita dapat merasakan suatu benda secara virtual), artinya suara serta sentuhan. Jadi orang tunanetra bisa memahami bentuk dari rasi bintang dan merasakan cincin Saturnus, atau bahkan sebuah asteroid," paparnya.
ADVERTISEMENT
Sekarang ini, Astreos sedang dalam tahapan uji beta. Decaux mengatakan sejauh ini aplikasi yang dibuatnya ini selalu mendapat tanggapan positif dan direncanakan untuk bisa dipakai bulan depan.
Karen Knight, seorang tunanetra dari lahir, mengatakan aplikasi Asteros telah memberinya informasi atas suatu bagian dari alam semesta yang sebelumnya tak pernah ia sadari.
"Saya mengetahui tentang bintang-bintang, tapi saya tidak pernah bisa membayangkan lokasi mereka di luar angkasa, saya tidak pernah memikirkannya sebelumnya," ujar Knight.
"Aplikasi ini membantu saya mengembangkan sebuah peta pikiran atas lokasi mereka, ini adalah suatu informasi baru," tambahnya.
Ilustrasi aplikasi Astreos. (Foto: OSeyeris)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi aplikasi Astreos. (Foto: OSeyeris)
Menurut Knight, aplikasi ini bisa menjadi alat yang membantu orang-orang dengan masalah penglihatan dari lahir, seperti dia, yang ingin melihat dan memahami bintang-bintang di langit.
ADVERTISEMENT
Asteros tidak hanya fokus pada para tunanetra. Aplikasi ini juga menyediakan visualisasi 3 dimensi dari benda-benda langit dan memberi sudut pandang baru bagi orang-orang biasa untuk melihat bintang-bintang.
Sejauh ini tim OSeyeris masih mengumpulkan data astronomi dari berbagai sumber kredibel di dunia, seperti NASA dan badan antariksa lainnya.
Untuk komponen audio, tim OSeyeris mengumpulkan datanya dari teleskop radio di seluruh dunia. Mereka menggunakan sinyal-sinyal yang ditangkap teleskop-teleskop radio untuk membuat sebuah latar suara bagi aplikasi ini.
Antena teleskop radio milik CSIRO. (Foto: Alex Cherney via CSIRO)
zoom-in-whitePerbesar
Antena teleskop radio milik CSIRO. (Foto: Alex Cherney via CSIRO)
Decaux mengatakan ada fitur tambahan unik yang masih dalam tahap pengembangan dari aplikasi ini, yaitu para pengguna bisa mencari exoplanet dengan menggunakan data gelombang radio.
Menurut dia, fitur ini bisa membuka kemungkinan bagi seorang astronom dengan gangguan penglihatan untuk menemukan planet atau temuan lain yang mungkin terlewatkan.
ADVERTISEMENT
"Jika Anda menemukan sesuatu dan dikonfirmasi oleh astronom, bisa saja temuan diberikan nama yang Anda inginkan karena Andalah penemunya," kata Decaux.
"Saya merasa orang tunanetra harus punya kesempatan itu," pungkasnya.