Asap Rokok Elektrik Ternyata Dipenuhi Logam Berbahaya

25 Februari 2018 15:19 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rokok elektronik (vape). (Foto: Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Rokok elektronik (vape). (Foto: Wikimedia Commons)
ADVERTISEMENT
Rokok elektrik memang dianggap lebih aman daripada rokok biasa, bahkan hal tersebut disampaikan oleh American Cancer Society.
ADVERTISEMENT
Namun ternyata, menghisap rokok elektrik bukannya tanpa risiko kesehatan. Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa cairan rokok elektrik atau vape mengandung racun.
Studi terbaru juga menunjukkan, vape dapat mengandung berbagai macam logam berbahaya bagi tubuh, seperti timah.
Dalam studi yang dipublikasikan pada Februari 2017 di jurnal Environmental Research, ahli kesehatan masyarakat dari Johns Hopkins University, Ana Maria Rule menemukan bahwa cairan yang digunakan dalam rokok elektrik generasi pertama kemungkinan beracun dan mengandung karsinogenik.
Ilustrasi Pengguna Rokok Elektrik (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Pengguna Rokok Elektrik (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
Perusahaan rokok elektrik kemudian berusaha untuk membuat rokok tersebut lebih aman, terutama untuk mengurangi kekhawatiran akibat menghirup aerosol.
“Banyak yang bertanya, ‘Anda menemukan logam di cairan vape, maksudnya apa? Apa logam tersebut masuk ke asap yang saya hirup?’” kata Rule kepada Newsweek.
ADVERTISEMENT
Karena itu, tim penelitian Rule mulai mengadakan studi pada alat vape terbaru yang disebut Mods dan pada aerosol yang dihisap oleh penggunannya.
Studi ini melibatkan 56 perokok yang menggunakan vape setiap hari dan mereka meminjamkan alat mereka kepada Lab milik Rule. Para ilmuwan kemudian menguji cairan cape, cairan di dalam tangki vape, dan aerosolnya.
Mereka mencari 15 jenis logam termasuk timah, krom, nikel, dan mangan. Ketiganya adalah logam paling berbahaya, menurut Rule.
Beberapa wadah isi ulang yang mereka kumpulkan memang mengandung sejumlah kecil logam. Namun, cairan dalam tangki rokok elektrik dan aerosol mengandung lebih banyak logam.
Rule meyakini pemanas yang berada di tangki bisa memindahkan logam ke dalam aerosol. Karena itu, hal ini bisa menjadi bahaya bila aerosol dihirup.
ADVERTISEMENT
Data menunjukkan hampir 50 persen dari sampel aerosol mengandung timah di atas standar kualitas udara yang ditetapkan oleh Enviromental Protection Agency.
Ilustrasi Vape. (Foto: pixabay.com)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Vape. (Foto: pixabay.com)
Selain itu, konsentrasi nikel, krom, dan mangan yang ditemukan di hampir setengah dari sampel aerosol telah melebihi batas. Setiap rokok elektrik dalam penelitian ini berbeda, sehingga jumlah kandungan logamnya bervariasi per model.
"Setiap orang yang mengikuti studi kami membawa alat vape mereka sendiri," katanya. "Kami pikir ini mewakili seperti apa perilaku vape di AS."
Arsenik juga ditemukan di beberapa sampel cairan vape, baik di dalam wadah maupun cairan isi ulang, serta beberapa sampel uap.
Setelah menemukan apa saja kandungan logam dalam vape, langkah selanjutnya adalah mengetahui bahayanya bagi tubuh.
Ilustrasi Pengguna Rokok Elektrik (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Pengguna Rokok Elektrik (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
Rule berharap hasil penelitian ini dan penelitian selanjutnya akan digunakan oleh Badan Pengawas Makanan dan Obat-obatan AS untuk mulai mengatur penggunaan rokok elektrik. Dia percaya, pengawasan pada kualitas dan perangkat yang lebih baru dapat membuat rokok elektrik menjadi lebih aman.
ADVERTISEMENT
"Mungkin ada cara lain untuk memanaskan atau mengisolasi cairan dari elemen pemanas," katanya.
Meski Rule ragu bahwa menggunakan vape itu aman, Rule menegaskan perlu ada alat yang lebih baik bagi mereka ingin tetap menggunakan vape.
"Harus ada cara yang lebih aman untuk melakukannya," katanya.