Awkarin Mau Berhenti Pakai Medsos, Apa Efeknya?

13 Oktober 2018 17:45 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Awkarin (Foto: Instagram @awkarin)
zoom-in-whitePerbesar
Awkarin (Foto: Instagram @awkarin)
ADVERTISEMENT
Selebgram sekaligus YouTuber, Karin Novilda, yang terkenal dengan nama Awkarin, baru saja mengumumkan bahwa ia telah menjual akun Instagram-nya. Awkarin mengaku menjual akun Instagram-nya karena ia ingin menjalani hidup yang normal.
ADVERTISEMENT
Awalnya, ia mengungkap keinginannya ini lewat Instagram Stories. Awkarin menegaskan keinginannya itu bukan hoaks atau rekayasa.
"Bagi yang berpendapat ini cuma hoaks atau drama, kalian salah. Saya ingin retire dan menjalani kehidupan normal. Tolong respect keputusan saya," tulis Awkarin, di Instagram Stories yang ia unggah.
Namun benarkah meninggalkan media sosial bisa membuat seseorang bisa hidup normal? Sebenarnya belum ada jawaban pasti dari pertanyaan tersebut.
Namun pada 2016, The Guardian pernah melakukan survei terhadap beberapa remaja yang telah meninggalkan media sosial. Dalam survei itu ditemukan hampir semua remaja mengaku merasa lebih bahagia setelah meninggalkan media sosial.
Selain itu, sebelumnya kumparan melaporkan ada riset yang menemukan bahwa warna sian atau cyan, warna biru kehijauan yang dipancarkan oleh layar ponsel serta komputer, membuat orang kesulitan tidur.
Aplikasi Instagram di iOS. (Foto: Webster2703 via Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Aplikasi Instagram di iOS. (Foto: Webster2703 via Pixabay)
Jadi dengan meninggalkan media sosial, seseorang bisa mengurangi penggunaan gawai, seperti ponsel dan komputer, yang kemudian membuatnya lebih mudah tidur serta mendapat istirahat yang cukup.
ADVERTISEMENT
Di samping itu, ada Andreas Kaplan, profesor spesialis media sosial di Europe Business School, yang menjelaskan kepada SELF bahwa membuka media sosial berlebihan seperti Facebook dapat memberikan isolasi sosial, kesepian, dan juga depresi.
Kemudian pendapat Kaplan ditambahkan oleh Jacqueline Nesi, psikolog klinis, yang mengatakan bahwa, "Media sosial bisa menjadi alat luar biasa untuk membantu seseorang terhubung dengan teman dan keluarganya," ucapnya, seperti dikutip dari SELF.
"Namun jika media sosial digunakan berlebihan, yang membuat berkurangnya interaksi dengan teman atau keluarga, bisa membuat dampak negatif pada hubungan dan juga kesehatan seseorang," tambah Nesi.
Main media sosial berlebihan tidak baik
Sementara itu, UNDP melaporkan bahwa penggunaan media sosial, meski secara pasif, juga tidak sehat dan dapat dihubungkan dengan perasaan iri dan kurang puas dengan diri sendiri.
ADVERTISEMENT
Sebuah riset yang dipublikasikan di jurnal Behavioral Sleep Medicine menemukan bahwa penggunaan media sosial dan teknologi secara berlebihan sering diasosiasikan dengan hal-hal negatif, seperti rasa cemas berlebihan, kualitas hidup yang rendah, serta depresi.
Ilustrasi media sosial (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi media sosial (Foto: Pixabay)
Meski demikian, para ahli berpendapat bahwa temuan riset tersebut adalah korelasi. Artinya hubungan antara penggunaan dengan hal-hal negatif tersebut memang ada tapi bukan berarti teknologi dan media sosial adalah penyebabnya.
Jacob Barkley, profesor psikologi di Kent State University, mengatakan bahwa 'berlibur' sejenak dari media sosial bisa membantu seseorang menghadapi rasa cemas berlebihan.
Salah satu alasannya adalah dengan meninggalkan media sosial maka akan mengurangi kewajiban seseorang untuk terus melakukan komunikasi. Memberikan respons terhadap pesan singkat, email, dan pesan Facebook tanpa berhenti merupakan suatu hal yang bisa membuat stres.
ADVERTISEMENT
Menghindari hal tersebut, bahkan untuk satu hari saja, bisa bermanfaat bagi tubuh.