Bagian Memori yang Hilang di Otak Manusia Kini Bisa Dikembalikan

4 Juni 2019 10:38 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi otak manusia. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi otak manusia. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Hasil sebuah penelitian terbaru menunjukkan bahwa bagian tertentu pada otak memiliki peran penting dalam membantu mengembalikan ingatan yang hilang. Penelitian yang hasilnya telah dipublikasikan di Journal of Cognitive Neuroscience ini menunjukkan bahwa menggunakan arus listrik untuk menstimulasi bagian korteks prefrontal kiri otak bisa membantu mengembalikan ingatan seseorang.
ADVERTISEMENT
"Kami menemukan bahwa kinerja memori menjadi lebih baik setelah kami meningkatkan rangsangan di bagian otak ini (korteks prefrontal kiri)," kata psikolog Jesse Rissman, salah satu peneliti dalam riset ini, sebagaimana dilansir The Asian Age.
Korteks prefrontal kiri penting untuk proses-proses yang kompleks, termasuk menggabungkan informasi yang telah dikumpulkan di bagian-bagian otak lain. Korteks prefrontal kiri terletak di balik sisi kiri dahi, di antara alis mata dan rambut.
Dalam melakukan penelitian ini, para psikolog melakukan percobaan kepada tiga kelompok orang yang rata-rata berusia 20 tahun. Setiap kelompok beranggotakan 13 wanita dan 11 pria. Dalam penelitian ini para peserta akan diperlihatkan serangkaian 80 kata di layar komputer.
Setiap peserta akan diperintahkan untuk membayangkan diri mereka sendiri atau orang lain sedang berinteraksi dengan kata tersebut. Misalnya, saat membaca kata "emas" mereka membayangkan teman mereka memakai kalung emas.
ADVERTISEMENT
Hari berikutnya, para peserta kembali ke laboratorium untuk melakukan tiga tes, yakni tes memori, kemampuan penalaran, dan tes persepsi visual. Setiap peserta memakai alat yang dapat memberikan arus listrik lemah melalui elektroda pada kulit kepala untuk mengurangi atau meningkatkan rangsangan neuron di korteks prefrontal kiri mereka. Rangsangan listrik membuat neuron dapat bekerja aktif untuk meningkatkan koneksi antarneuron.
Menyehatkan otak Foto: Thinkstock
Dalam penelitian ini, pada sesi rangsangan listrik pertama, semua peserta dari tiga kelompok menerima stimulasi "palsu" yang berarti perangkat alat hanya dihidupkan sebentar guna memberikan sinyal bahwa sedang terjadi sesuatu, dan kemudian alat dimatikan sehingga tidak ada stimulasi listrik yang diterapkan. Hal itu membantu para peneliti untuk mengukur daya ingat peserta dalam keadaan normal.
ADVERTISEMENT
Adapun pada sesi selanjutnya, kelompok pertama akan menerima arus listrik yang dapat meningkatkan rangsangan neuron, kelompok kedua menerima arus listrik yang menekan aktivitas neuron, sedangkan kelompok ketiga menerima stimulasi palsu.
Dalam penelitian ini, para ilmuwan tidak menemukan adanya perbedaan antara ketiga kelompok pada sesi pertama ketika tidak ada stimulasi arus listrik yang diberikan. Penulis utama laporan penelitian ini, Andrew Westphal, mengatakan barulah di sesi kedua perbedaan antarketiga kelompok dapat dikaitkan dengan efek stimulasi.
Kelompok yang pada sesi kedua menerima stimulasi arus listrik peningkat aktivitas neuron, menerima skor 15,4 poin lebih tinggi dibandingkan skor kelompok yang menerima stimulasi palsu.
Singkat kata, kenaikan skor yang signifikan antara hasil tes setelah sesi kedua dan hasil tes setelah sesi pertama hanya ditemukan pada kelompok peserta yang menerima stimulasi arus listrik peningkat aktivitas neuron. Tidak ada kenaikan signifikan pada peserta yang menerima stimulasi arus listrik pengurang atau penekan aktivitas neuron maupun kelompok peserta yang menerima stimulasi palsu.
ADVERTISEMENT
"Studi neuroimaging kami sebelumnya telah menunjukkan bahwa korteks prefrontal kiri sangat terlibat selama pengambilan memori," kata Rissman. “Sekarang fakta bahwa orang-orang melakukan tugas memori dengan lebih baik ketika kita merangsang wilayah (korteks prefrontal kiri) ini dengan stimulasi listrik, memberikan bukti sebab-akibat yang berkontribusi pada upaya perbaikan memori,” simpulnya.
"Kami berharap, apa yang kami lakukan dapat meningkatkan daya ingat dan ternyata kami berhasil. Stimulasi itu membantu orang-orang untuk mengakses memori yang mungkin mereka telah lupakan," imbuh Westphal.