Benarkah Kentut Tanpa Bunyi Beraroma Lebih Mematikan?

11 Desember 2017 8:21 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Kentut (Foto: Muhammad Faisal N/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Kentut (Foto: Muhammad Faisal N/kumparan)
ADVERTISEMENT
Sunyi tapi mematikan, mungkin itulah sebutan yang tepat bagi kentut atau gas berbau busuk yang keluar dari lubang anus tanpa bunyi.
ADVERTISEMENT
Selama ini banyak orang beranggapan bahwa kentut tanpa bunyi biasanya berbau lebih menyengat. Tapi benarkah gas “mematikan” hasil produksi tubuh kita itu beraroma lebih kuat jika keluar tanpa bunyi?
Mari bersama kita kaji hal ini sebelum mulai buang angin besar-besaran di muka umum dengan alasan gas buang angin yang keluar dengan bunyi keras tidaklah bau.
Sebenarnya, salah satu alasan gas hasil pencernaan tubuh kita keluar dengan bunyi yang cukup menggelegar adalah akibat udara yang masuk bersamaan saat kita makan dan minum.
Udara tersebut membawa gas-gas tak berbau seperti nitrogen, hidrogen dan karbon dioksida yang kemudian harus dikeluarkan oleh tubuh. Cara yang tubuh kita gunakan untuk mengeluarkan gas-gas tersebut antara lain adalah melalui sendawa dan buang angin.
ADVERTISEMENT
Saat gas tersebut gagal dikeluarkan tubuh melalui sendawa, maka sisa-sisa gas tersebut akan dikeluarkan saat kita buang angin. Kandungan nitrogen, hidrogen, dan karbon dioksida itulah yang membuat kentut kita berbunyi cukup besar.
Ilustrasi kentut. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kentut. (Foto: Thinkstock)
Apakah gas buangan tersebut berbau atau tidak, itu tergantung dari kandungan sulfur yang ikut keluar bersama gas-gas lain hasil buang angin tersebut.
Kandungan sulfur sendiri muncul akibat kerja bakteri di usus besar saat mencerna sisa makanan yang sampai di sana. Terlebih jika makanan yang dicerna itu memiliki banyak kandungan sulfur seperti telur, daging, dan brokoli. Aromanya dapat dipastikan mampu “meracuni” orang-orang yang berada di radius lima meter dari sumber.
Kendati demikian, sulfur penyebab bau itu hanyalah satu persen dari seluruh kandungan gas buang angin. Sisanya didominasi oleh nitrogen, hidrogen, karbon dioksida dan gas lainnya yang terlalu kecil untuk dihitung.
ADVERTISEMENT
Biasanya, saat gas-gas tidak berbau tersebut tidak ada, gas buang angin akan terkonsentrasi dengan bau dari sulfur dan keluar dengan bunyi yang cukup sunyi karena volume dari gas tersebut berkurang.
Meski begitu, bukan berarti gas buang angin yang keluar dengan bunyi yang menggelegar tidak akan memiliki bau yang menyengat. Sebab, sejatinya aroma busuk dari gas buang angin kita berasal dari sulfur dan selama zat tersebut ada, gas buang angin kita akan tetap memiliki bau tak sedap.
Singkatnya, gas buang angin yang keluar dengan bunyi cukup keras memiliki kandungan nitrogen, hidrogen dan karbon dioksida lebih tinggi. Sementara gas buang angin yang keluar dengan bunyi tak terlalu nyaring biasanya memiliki proporsi sulfur yang cukup tinggi atau bisa dibilang akan memiliki aroma yang lebih kuat.
ADVERTISEMENT
Jadi, ungkapan bahwa bau kentut tanpa bunyi lebih menyengat telah mendapat dukungan dari sisi sains.
Semoga informasi ini tidak dimanfaatkan oleh orang tak bertanggung jawab yang berniat meneror hidung-hidung tak berdosa di sekitarnya tanpa perlu takut ketahuan.