Benarkah 'Semut Charlie' atau Tomcat Berbahaya bagi Manusia?

24 Juni 2019 19:45 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi tomcat atau kumbang rove. Foto: Juddi Gallager via flickr
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi tomcat atau kumbang rove. Foto: Juddi Gallager via flickr
ADVERTISEMENT
Sebuah broadcast yang berisi beberapa foto anak dan orang dewasa dengan kulit dan kelopak mata tampak melepuh laiknya luka bakar, menyebar di aplikasi pesan instan. Isi broadcast berbahaya Melayu atau Malaysia itu mengklaim bahwa luka-luka pada foto-foto tersebut diakibatkan oleh seekor serangga kecil bernama "semut charlie". Di Indonesia, hewan kecil ini lebih dikenal dengan sebutan serangga tomcat.
ADVERTISEMENT
Lantas, apa benar serangga tomcat dapat membahayakan manusia dan menimbulkan luka-luka sedemikian parah?
Untuk membahasnya, kita perlu tahu dulu apa itu serangga tomcat. Banyak julukan yang disematkan untuk hewan ini. Ada yang menyebutnya sebagai semut semai, semut kayap, semut charlie, hingga kumbang rove. Yang jelas, serangga yang memiliki nama ilmiah Paederus littoralis ini merupakan kelompok utama dari hewan berbuku-buku (Arthropoda) dan termasuk dalam keluarga besar kumbang (Staphylinidae). Jadi sebenarnya hewan ini adalah kumbang, bukan semut.
Dikutip dari Health NSW, serangga tomcat biasanya berukuran tak lebih dari 7-8 milimeter. Hewan ini memiliki kepala berwarna hitam dengan rongga dada berwarna oranye atau merah.
Serangga tomcat tersebar di berbagai belahan dunia. Mereka biasanya hidup di dekat saluran drainase dan aliran air, seperti yang biasa dijumpai di kebun dan sawah. Tomcat dewasa bisa memangsa serangga lain dan dapat membantu mengendalikan serangga hama di perkebunan. Namun hewan kecil ini juga bisa menyerang dan melukai manusia.
Ilustrasi tomcat atau kumbang rove. Foto: Juddi Gallager via flickr
“Dulu, kasus paparan racun tomcat sangat marak di beberapa wilayah di Indonesia. Dia sebenarnya kumbang (Coleoptera) dari famili Staphylinidae. Memang bisa berbahaya jika racunnya terkena kulit manusia,” ujar Cahyo Rahmadi, Kepala Bidang Zoologi Pusat Penelitian Biologi di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), saat dihubungi kumparanSAINS, Senin (24/6).
ADVERTISEMENT
Selama musim hujan, tomcat akan bermigrasi ke tempat yang lebih kering. Pada siang hari, mereka bisa ditemukan di tanah. Dan tatkala malam tiba, tomcat akan mendekati sumber cahaya dan mencari tempat yang lebih hangat.
Yang menarik, tomcat jantan memiliki kebiasaan unik, yakni mereka mampu mengangkat ujung tubuhnya seperti kalajengking ketika merasa terancam. Kendati begitu, mereka tidak bisa menggigit ataupun menyengat, melainkan memiliki racun yang cukup kuat yang disebut pederin. Racun itu bersemayam di dalam tubuhnya, dan apabila terkena kulit manusia, maka akan menyebabkan iritasi pada kulit dan mata.
Kumbang tomcat ini bisa mengeluarkan zat yang bisa menyebabkan kulit jadi seperti melepuh. Kondisinya bisa parah, tergantung orangnya, tergantung tingkat kesensitifan kulit masing-masing orang,” ujar Cahyo.
Kondisi kulit yang terkena psoriasis. Foto: Shutter Stock
Jika kamu mendapati tomcat di tangan atau di bagian tubuh lain, dan kamu memukulnya seperti membunuh lalat atau nyamuk hingga tubuh hewan itu hancur, maka racun yang ada di dalam tubuh tomcat akan keluar dan diserap oleh kulit. Ini bisa menyebabkan konjungtivitis, dermatitis parah (ruam), dan iritasi kulit yang serius.
ADVERTISEMENT
“Jika terkena racun tomcat, reaksi pertama biasanya terasa panas, kalau bisa jangan langsung digaruk atau dilap, karena bisa menimbulkan gejala yang lebih serius,” ujar Cahyo.
Gejala tersebut diikuti dengan iritasi dan rasa gatal yang cukup menyakitkan, dengan pustula yang luas dan kulit bisa melepuh dalam 4 hari. Jika dibiarkan, daerah yang terkena iritasi akan tetap melepuh dan terasa sakit dalam waktu 10 hari dan kemudian menyebar ke area tubuh lainnya.
Lantas bagaimana agar tidak terkena racun tomcat? Pertama, hindari bersentuhan langsung dengan hewan ini. Jika tomcat menempel pada tubuhmu, kamu bisa meniup atau membasuhnya dengan air.
Selain itu, jika kamu tinggal di daerah yang terdapat tomcat, kamu perlu mengurangi pencahayaan di malam hari jika ingin terhindar dari bahaya hewan kecil itu. Di samping itu, perlu kamu juga mengenakan pakaian lengan panjang atau celana panjang untuk meminimalisir kulit terpapar serangan tomcat. Terakhir, siapkan botol air sabun untuk pertolongan pertama.
ADVERTISEMENT
Jika tomcat tidak sengaja menabrak atau kamu membunuhnya tepat di atas kulitmu, segera cuci bagian yang terkena paparan dengan sabun dan air. Dengan mencuci bagian yang terpapar, akan menghilangkan banyak toksin sebelum sempat merusak kulit.