BNPB dan Pemprov Jawa Barat Bersiap Hadapi Ancaman Sesar Lembang
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Sekarang pihak Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bersama Pemerintah Provinsi Jawa Barat bersiap menghadapi ancaman gempa akibat pergerakan Sesar Lembang. Mereka melakukan geladi ruang atau tabletop exercise (TTX) pada Selasa (23/4) di Lembang, Jawa Barat.
TTX ini melibatkan berbagai elemen pemerintah dan masyarakat. Mulai dari tingkat kabupaten/kota, provinsi, hingga nasional. Latihan ini fokus pada tiga tema utama, yaitu kesiapsiagaan masyarakat, mengaktifkan pos komando, dan koordinasi multipihak.
Penyelenggaraan TTX ini mengikuti arahan Presiden Joko Widodo. Dalam rapat koordinasi BNPB dan BPBD 2019 Presiden Jokowi memberi arahan agar dilakukan simulasi latihan penanganan bencana secara berkala. Berdasarkan siaran pers yang kumparan terima, Rabu (24/4), TTX ini bertujuan untuk meningkatkan dan menyamakan pemahaman ancaman serta risiko bahaya.
ADVERTISEMENT
“Perlunya meningkatkan kapasitas para pemangku kepentingan yang terkait, baik pemerintah, masyarakat, pakar, dunia usaha dan media terhadap sistem komando penanganan darurat bencana,” ujar Deputi Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BNPB Wisnu Widjaja.
Ia menambahkan bahwa latihan juga menguji dan mensinkronisasi rancangan Panperperes SOP penanganan darurat bencana, Renkon BPBD Provinsi Jawa Barat dan Rencana Tindakan Kontijensi Kodam III Siliwangi.
Selain TTX, BNPB juga melakukan beberapa kegiatan lain sebagai persiapan menghadapi Sesar Lembang. Mereka melakukan bimbingan teknis wartawan serta pembina pramuka, latihan tanggap darurat, peningkatan kapasitas sukarelawan, latihan evakuasi, dan pemasangan rambu serta papan informasi bencana.
Sumber gempa di Jawa Barat bukan hanya Sesar Lembang
Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB, memaparkan bahwa Jawa Barat punya tiga sumber gempa. Ketiganya adalah zona megathrust di selatan Jawa Barat, selatan Selat Sunda dan sesar aktif di daratan.
ADVERTISEMENT
Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, memaparkan bahwa sejak 1963 hingga 2018 telah terjadi 26 gempa bumi merusak di wilayah Jawa Barat. Ia menjelaskan bahwa gempa-gempa itu memiliki magnitudo antara 3,3 hingga 7,3.
Sementara itu, hasil kajian Pusat Studi Gempa Nasional (Pusgen) dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat menunjukkan bahwa Sesar Lembang berpotensi terjadi gempa dengan magnitudo maksimum 6,8 magnitudo.
Pada potensi tersebut, BMKG telah melakukan pemodelan peta tingkat guncangan atau shakemap. Skenario yang digunakan, yaitu M 6.8 dengan kedalaman 10 km di zona Sesar Lembang.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan potensi dampak yang sangat besar, BMKG menekankan bahwa pemerintah, dunia usaha dan masyarakat setempat mesti terus waspada terhadap ancaman ini.
“Banyak sekolah, perkantoran, bangunan hotel sarana pariwisata, industri, dan sentra ekonomi di sepanjang jalur Sesar Lembang,” ungkap Daryono di acara yang sama.