China Mau Bikin Bulan Buatan untuk Gantikan Lampu Jalanan

18 Oktober 2018 20:31 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sebuah pesawat melintasi bulan purnama (Foto: AFP PHOTO / NOEL CELIS)
zoom-in-whitePerbesar
Sebuah pesawat melintasi bulan purnama (Foto: AFP PHOTO / NOEL CELIS)
ADVERTISEMENT
China sedang berusaha menciptakan Bulan buatan yang bisa menggantikan fungsi lampu jalanan menjadi sumber cahaya di malam hari. Rencananya Bulan buatan ini akan diuji cobakan di kota Chengdu yang terletak di barat daya China.
ADVERTISEMENT
ABC News melaporkan bahwa Bulan buatan ini akan delapan kali lebih terang dibanding Bulan asli. Dilaporkan juga bahwa pembuatannya merupakan salah satu bentuk ambisi China di bidang antariksa.
Jadi rencana China adalah untuk mengirimkan tiga Bulan buatan ke luar angkasa dalam jangka waktu empat tahun ke depan. Bulan buatan ini, yang dibuat dari material yang memantulkan cahaya seperti kaca, akan mengorbit pada ketinggian 500 kilometer di atas Bumi.
Sebagai perbandingan, Stasiun Luar Angkasa Internasional atau International Space Station (ISS) mengorbit Bumi pada ketinggian 408 kilometer. Sementara Bulan berada dalam jarak rata-rata sekitar 384 ribu kilometer dari Bumi.
Bulan buatan ini akan dibuat agar bisa menerangi area berdiameter 10 hingga 80 kilometer. Wu Chunfeng, Kepala Chengdu Aerospace Science and Technology Microelectronics System Research Institute Corporation yang mengerjakan proyek ini, menjelaskan bahwa Bulan buatan ini akan memberikan cahaya yang mirip saat senja terjadi.
ADVERTISEMENT
"Tingkat keterangan dan waktu pelayanan satelit bisa diatur. Dan juga akurasi pencahayaan bisa dikontrol dalam jarak puluhan meter saja," jelas Wu kepada media China People's Daily.
Wu juga menambahkan bahwa tiga Bulan buatan akan beroperasi secara bergantian agar bisa mengurangi konsumsi listrik infrastruktur secara signifikan, terutama saat musim dingin. Dijelaskan juga bahwa cahaya Bulan buatan ini didesain untuk melengkapi cahaya Bulan asli malam hari.
Menurut Wu, menggunakan penerangan dari Bulan buatan yang bisa menerangi sekitar area 50 kilometer persegi di Chengdu, bisa mengurangi biaya listrik hingga 240 juta dolar AS atau sekitar Rp 3,6 triliun tiap tahunnya.
Selain itu, Bulan buatan ini juga bisa dimanfaatkan untuk menerangi daerah yang mengalami mati lampu akibat bencana alam, seperti gempa bumi.
Gerhana Bulan di Yunani (Foto: Alkis Konstantinidis/Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Gerhana Bulan di Yunani (Foto: Alkis Konstantinidis/Reuters)
ADVERTISEMENT
Dikritik warganet
Ada beberapa kritik yang diberikan terhadap proyek ini. Kebanyakan dilakukan oleh para warganet asal Negeri Tirai Bambu itu sendiri melalui situs Weibo.
"Apa gunanya membuat Bulan buatan yang merusak hukum alam?" tulis Shaolin Xu, pengguna situs Weibo yang memiliki 14 juta followers, di akun resminya.
"Siapa yang akan membayarnya dan apa tujuan peluncurannya," timpal warganet lain di tulisan Xu.
Gerhana bulan terlihat di Monas (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Gerhana bulan terlihat di Monas (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
Namun ada juga komentar yang mendukung proyek 'gila' itu. "Ini merupakan proyek yang bagus untuk menghemat energi dan mengurangi polusi," bunyi komentar pengguna situs Weibo lainnya.
Sementara itu, media lokal Xinhua melaporkan bahwa Wu pernah mengatakan bahwa cahaya Bulan buatan ini hanya sekitar seperlima dari cahaya lampu jalanan.
Padahal sebelumnya People's Daily melaporkan Wu mengatakan bahwa cahaya Bulan buatan akan cukup terang untuk menggantikan lampu jalanan.
ADVERTISEMENT