Elon Musk Mau Jatuhkan Bom Nuklir di Mars, Untuk Apa?

21 Agustus 2019 8:30 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
CEO Tesla dan SpaceX, Elon Musk. Foto: Joe Skipper/Reuters
zoom-in-whitePerbesar
CEO Tesla dan SpaceX, Elon Musk. Foto: Joe Skipper/Reuters
ADVERTISEMENT
Tak ada yang bisa menebak isi kepala Elon Musk. Saat diundang dalam sebuah acara talkshow yang dipandu Stephen Colbert empat tahun lalu, alumni jurusan fisika dari Universitas Pennsylvania itu mengutarakan keinginannya untuk menjatuhkan bom nuklir di atas planet Mars. Semua itu dilakukan untuk menciptakan kondisi yang diperlukan untuk mengubah Mars sebagai "rumah" baru yang layak huni bagi manusia.
ADVERTISEMENT
Ide gila itu kembali digaungkan Musk lewat akun Twitter pribadinya pada 16 Agustus 2019. Musk sampai membuat dan menjual kaus bertuliskan “nuke Mars” untuk mengkampanyekan gagasannya soal terraforming Mars.
Musk berteori, CO2 atau karbon dioksida yang terperangkap di Mars dan memanaskan planet itu, bisa dilepaskan dengan ledakan nuklir. Gagasan ini rupanya juga sampai ke telinga para peneliti yang cenderung memandang sebelah mata konsep yang digagas Musk.
Dalam sebuah makalah yang diterbitkan tahun lalu, para astronom berpendapat bahwa upaya untuk menjatuhkan bom nuklir di planet Mars dinilai bakal sia-sia.
"Ada banyak diskusi publik yang membahas kemungkinan terraforming Mars untuk membuat planet ini siap dikuasai manusia," tutur Bruce Jakosky, salah satu peneliti dalam studi tersebut kepada IFLScience. "Dari hasil penelitian kami menunjukkan bahwa tak ada yang bisa dilakukan oleh teknologi secanggih apa pun untuk memindahkan karbon dioksida yang memang sudah ada di planet Mars, lalu dipindahkan ke atmosfernya.”
Ilustrasi Mars. Foto: D Mitriy / Wikimedia Commons
Saat menanggapi hasil studi yang diterbitkan tahun lalu itu, Musk menunjukkan dirinya tak ambil pusing. Waktu itu dia juga berdebat dengan majalah Discover Magazine dan mengklaim, bahwa terlepas dari apa yang dikatakan sains saat ini, Musk tetap percaya ada cukup karbon dioksida di Mars yang dimungkinkan untuk di-terraforming.
ADVERTISEMENT
Terraforming sendiri dikenal sebagai sebuah upaya sengaja memodifikasi atmosfer, permukaan, atau hal lain, agar mirip dengan lingkungan Bumi dan bisa dihuni.
Elon Musk, CEO perusahaan SpaceX dan Tesla. Foto: REUTERS/Danny Moloshok
Jika dilihat lagi, ada banyak hasil studi yang bisa mematahkan teori Musk soal terraforming Mars dengan mengandalkan bom nuklir untuk melepaskan karbon dioksida yang terperangkap. Menurut laporan Nature’s Astronomy, meskipun semua karbon dioksida di lapisan es Mars dilepaskan, jumlahnya itu hanya 1,5 persen dari jumlah yang diperlukan untuk menciptakan efek rumah kaca yang diperlukan Mars.
“Rasanya sukar untuk memindahkan dan memasukkan CO2 ke dalam atmosfer sementara terraforming Mars pun sebenarnya bisa dilakukan dengan memanfaatkan gas rumah kaca seperti freon. Cara tersebut justru lebih ampuh dibandingkan teknologi secanggih apa pun. Terlebih, prosesnya juga akan memakan waktu yang tidak sebentar,” terang Jakosky.
ADVERTISEMENT
Jika Mars bisa dijadikan "Bumi kedua" untuk manusia, proses tersebut bakal memakan waktu panjang dan perlu dibahas lebih lanjut.