Fosil Beruang dan Serigala dari Zaman Es Ditemukan di Gua Laut Meksiko

10 Mei 2019 8:36 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi fosil beruang. Foto: Matt Boulton via Wikimedia Commons (CC BY-SA 2.0)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi fosil beruang. Foto: Matt Boulton via Wikimedia Commons (CC BY-SA 2.0)
ADVERTISEMENT
Pada 1 Mei 2019, lewat hasil penelitian yang dipublikasikan di jurnal Biology Letters, tim peneliti yang menyelam ke dalam gua bawah laut Hoyo Negro di Meksiko mengumumkan bahwa mereka menemukan telah sisa-sisa kerangka predator dari Zaman Es. Mereka memperkirakan, makhluk-makhluk ini hanya hidup di Amerika Selatan pada masa lampau.
ADVERTISEMENT
Para peneliti yang merupakan gabungan dari tim Meksiko dan Amerika Serikat itu menyatakan penemuan ini mencakup tengkorak raksasa Arctotherium wingei yang berasal dari keluarga beruang raksasa berwajah pendek, serta Protocyon troglodytes yang mirip serigala.
Hoyo Negro sendiri merupakan bagian dari sistem Gua Sac Actun yang terkenal dan memiliki dasar permukaan 55 meter di bawah permukaan laut. Ditemukannya fosil di bawah sana menunjukkan bahwa sekitar 11.000 tahun lalu hewan-hewan ini kemungkinan jatuh hampir 60 meter hingga mati. Meskipun pada zaman itu Hoyo Negro masih kering, pada masa selanjutnya gua tersebut diisi dengan air gletser yang baru mencair saat Zaman Es berakhir. Kondisi inilah yang membantu melestarikan kerangka hewan-hewan yang jatuh ke sana tersebut.
Fosil rahang beruang Arctotherium wingei. Foto: Roberto Chavez-Arce via Biology Letters
Para peneliti pertama kali menemukan fosil di Hoyo Negro pada tahun 2007. Saat itu mereka mendapatkan kerangka lengkap tertua yang pernah ditemukan di Amerika, yang dijuluki sebagai "Naia". Kerangka tersebut ternyata merupakan milik seorang remaja perempuan yang hidup antara 12.000 dan 13.000 tahun lalu dan meninggal sekitar usia 17 tahun.
ADVERTISEMENT
Semenjak itu, kerangka dari beragam makhluk semakin banyak ditemukan di tempat tersebut, baik milik spesies yang telah punah maupun yang masih ada sekarang, termasuk harimau bertaring panjan, puma, tapir, kungkang tanah, gomphothere (hewan mirip gajah), beruang, serta mamalia karnivora dan omnivora lainnya yang berasal dari famili Canidae.
Adapun sisa-sisa dua spesies yang baru saja ditemukan, yakni Arctotherium wingei dan Protocyon troglodytes, sebetulnya adalah makhluk yang telah lama punah dan terabaikan. Kedua spesies ini dianggap tidak pernah hijrah terlalu jauh ke utara. Mereka sebelumnya telah salah diidentifikasi sebagai anggota dari genus Tremarctos (beruang berkacamata) dan koyote atau serigala prairi (Canis latrans).
Penemuan dua spesies ini telah menegaskan bahwa gua-gua bawah laut semacam Hoyo Negro sangat penting dan tidak dapat diremehkan kehadirannya. Sebab, gua seperti Hoyo Negro menawarkan informasi makhluk hidup yang belum diketahui sebelumnya, juga tidak dikira pernah hidup di dekat sana ketika Zaman Es hendak berakhir. Gua khusus di Semenanjung Yucatan ini menyediakan banyak informasi tentang fauna --termasuk manusia-- dari Periode Pleistosen akhir.
Fosil rahang serigala Protocyon troglodytes. Foto: Roberto Chavez-Arce via Biology Letters
Sayangnya, karena iklim tropis di sebagian Meksiko dan Amerika Tengah tidak kondusif untuk melestarikan sisa-sisa makhluk purba, wilayah ini sering dianggap tidak memiliki catatan fosil yang kuat. Itulah mengapa informasi makhluk purba sangat jarang didapatkan di Amerika Tengah.
ADVERTISEMENT
Temuan Arctotherium wingei dan Protocyon troglodytes ini sendiri telah membantu mengisi kekosongan informasi tentang distribusi mamalia besar yang berkeliaran di Bumi selama Zaman Es terakhir di wilayah tersebut.
Sejarah mencatat antara 2,5 juta dan 3 juta tahun yang lalu, selama periode yang dikenal sebagai periode Pertukaran Besar Amerika (Great American Interchange), hewan darat dan air tawar berhasil menyeberang dari Amerika Utara, melalui Amerika Tengah, dan menuju Amerika Selatan serta begitu pula sebaliknya. Mereka berhasil menyeberang berkat jalur darat yang menghubungkan benua Amerika bagian utara dan selatan yang sebelumnya terpisah tersebut.
Selama periode penyeberangan atau crossover itu pula, sebagian spesies dari famili Ursidae dan Canidae turut menyeberang dari utara ke selatan dan berevolusi menjadi spesies unik seperti dua makhluk yang ditemukan di Hoyo Negro ini.
ADVERTISEMENT