Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Gambar Penis Raksasa di Australia Bisa Dilihat dari Angkasa
30 Juni 2018 15:32 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:07 WIB
ADVERTISEMENT
Entah siapa orang iseng yang membuat gambar penis raksasa di atas sebuah danau kering di Australia. Namun yang pasti, siapa pun itu yang membuatnya kini menjadi terkenal karena gambar tersebut bisa dilihat dari angkasa dan terlacak di Google Maps.
ADVERTISEMENT
Gambar penis sepanjang 50 meter tersebut telah ditandai di Google Maps dengan nama Betoota Lake dan kini menjadi pembicaraan setelah sebuah akun bernama Take The Piss Geelong membagikan gambar ini di Facebook . Bahkan, akun ini menawarkan hadiah untuk siapa pun yang bisa memberikan bukti tentang profil orang yang telah membuat gambar ‘legendaris’ ini.
“Kalau Sang Legenda yang membuat gambar ini mau mengirim pesan pada kami berikut dengan bukti, ini hebat. Kami sediakan bir untuk Anda,” tulis akun tersebut, sebagaimana dikutip dari Science Alert .
Meski gambar penis raksasa itu menghebohkan, ini bukanlah pertama kalinya gambar nakal dalam ukuran raksasa muncul di Australia dan bisa dilihat dari angkasa.
Pada 1998 lalu, sebuah helikopter pernah menemukan gambar di tengah gurun di Australia Selatan. Gambar tersebut berupa gambar seorang penduduk asli Australia yang memegang tongkat pemukul atau disebut juga sebagai woomera.
ADVERTISEMENT
Laki-laki dalam gambar tersebut diperlihatkan telanjang, dan alat kelaminnya pun terlihat, ia memiliki tinggi 4,6 kilometer dan total guratan garis sepanjang 28 kilometer. Marree Man, julukan untuk gambar ini, merupakan geoglif terbesar di dunia.
Meski terlihat kuno, gambar Marree Man diduga adalah karya modern. Namun begitu, kini, 20 tahun setelah penemuan Marree Man, belum ada yang tahu pasti siapa penciptanya.
Australia yang memiliki banyak wilayah kering yang luas merupakan tempat yang sempurna untuk membuat geoglif. Selain itu, cuaca Australia pun mendukung untuk membuat geoglif bertahan lebih lama. Oleh karena itulah, banyak geoglif yang masih awet ditemukan di sana.