Gara-gara Kurang Lemak, Perempuan 28 Tahun Alami 'Ginjal Jatuh'

23 April 2018 13:14 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ginjal melayang yang diakibatkan kekurangan lemak. (Foto: BMJ Case Reports 2018)
zoom-in-whitePerbesar
Ginjal melayang yang diakibatkan kekurangan lemak. (Foto: BMJ Case Reports 2018)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Bagi perempuan asal Michigan, AS, hidup ini harus penuh dengan kehati-hatian. Ia bahkan tak bisa bergerak bebas ketika berada dalam posisi tidur ke berdiri, lantaran ia merasa ada sebuah "bola" yang terus-menerus berputar.
ADVERTISEMENT
"Bola" yang dimaksud oleh perempuan ini tentu saja bukan bola sungguhan. Apa yang mengganggu di dalam tubuhnya tersebut ternyata adalah organ tubuhnya sendiri, yaitu ginjal kanannya yang "jatuh" dan melayang-layang di dalam tubuh.
Perempuan berusia 28 tahun yang tidak dijelaskan namanya itu, mengalami suatu kondisi langka yang dikenal dalam dunia medis dengan nama nephroptosis.
Nephroptosis adalah suatu kondisi di mana salah satu ginjal jatuh ke panggul ketika seseorang berdiri.
Batu ginjal (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Batu ginjal (Foto: Thinkstock)
Perempuan ini mengaku, selama enam tahun ia mengalami rasa sakit di bagian tubuh sebelah kanannya dan rasa sakit itu semakin memburuk ketika ia sedang berdiri.
Menurut penjelasan dari Dr. Akshay Sood, ahli urologi dari Henry Ford Hospital di Detroit, AS, yang juga menangani kasus perempuan tersebut, ginjal dari si perempuan jatuh sejauh enam sentimeter, ketika ia berganti posisi dari berbaring ke berdiri tegak.
ADVERTISEMENT
Ia menjelaskan beberapa orang memang bisa mengalami hal ini karena kurangnya lemak tubuh yang biasanya membantu menompang ginjal.
Ketika lemak tubuh di sekitar ginjal sangat tipis, maka sangat mungkin bagi ginjal untuk jatuh ke panggul akibat tarikan gravitasi.
Hal ini menyebabkan terbelitnya pembuluh darah yang menempel di organ. Selain itu, hal ini menyebabkan terjadinya pembengkokkan di ureter atau saluran kencing yang mengalirkan urine dari ginjal ke kantung kemih.
Sood menambahkan bahwa karena adanya pembengkokkan ini maka tubuh tidak dapat mengeluarkan urine secara normal. Jadinya urine akan bergerak kembali ke ginjal dan menumpuk di sana. Penumpukkan ini dapat membuat ginjal membengkak dan menyebabkan rasa sakit.
Sulit Didiagnosis
Ginjal yang jatuh juga membuat ahli medis memberikan diagnosis lantaran posisi ginjal yang terus berubah.
ADVERTISEMENT
Ketika tubuh sedang dipindai menggunakan CT scan hasilnya akan menunjukkan lokasi ginjal saat orang tersebut sedang tidur, yakni pada posisi normal.
Hal itu akan membuat banyak dokter tidak menduga ada yang salah dengan tubuh orang tersebut. Sementara dalam kasus perempuan tersebut rasa sakit baru terjadi ketika ia sedang berdiri.
"Ginjal yang melayang adalah suatu kondisi yang sulit untuk didiagnosis, dan juga kondisi ini jarang terjadi," kata Sood dilansir Live Science.
Ilustrasi ginjal (Foto: Thinstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ginjal (Foto: Thinstock)
Sood menjelaskan bahwa si perempuan tidak mengalami rasa sakit saat sedang berbaring karena ginjalnya berada di posisi normal.
Perempuan itu juga pernah menjelaskan bahwa rasa sakitnya sempat berkurang saat ia sedang hamil. Menurut Sood, hal ini dikarenakan kehamilan perempuan membuat ginjalnya tetap pada posisi yang benar.
ADVERTISEMENT
Untuk mengatasi kondisi menyakitkan ini, para dokter biasanya akan melakukan suatu prosedur operasi yang disebut nefropeksi. Pada prosedur tersebut dokter membuat suatu potongan di perut dan menjahit ginjal agar menempel ke bagian badannya.
Setelah operasi nefropeksi dijalankan, pasien ditargetkan tak lagi mengalami kesakitan dan telah pulih dari sakit ginjal jatuh tersebut.