Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.2

ADVERTISEMENT
Seorang pria 72 tahun asal Inggris harus bolak-balik ke rumah sakit untuk memeriksakan berbagai kejanggalan yang ia alami pascaoperasi tumor yang ia jalani. Sepekan setelah tim dokter berhasil mengangkat tumor jinak di dinding perutnya, pria lansia itu mengeluhkan rasa sakit di tenggorokannya.
ADVERTISEMENT
Si kakek mengaku rasa sakit itu membuatnya sulit menelan makanan padat. Parahnya lagi, ia sampai mengalami batuk hingga mengeluarkan darah. Dari hasil rontgen, pria ini diduga mengidap infeksi pernapasan. Sebab, tim dokter sama sekali tak menemukan ada yang salah dengan tenggorokannya.
Tim dokter sempat curiga pangkal masalahnya ada pada tabung yang dimasukkan ke dalam tenggorokan pria itu saat dokter melakukan tindakan intubasi endotrakeal. Intubasi endotrakeal dengan memasukkan alat bantu pernapasan berupa tabung ke dalam tenggorokan pasien umum dilakukan saat operasi. Tabung itu mungkin saja menimbulkan efek samping seperti yang dialami si kakek.
Live Science melaporkan, tim dokter kemudian memberikan resep antibiotik dan mengizinkan pria lansia itu pulang. Namun setelah dua hari kemudian, kondisi si kakek malah memburuk. Ia tak mampu menelan obat yang diberikan dokter. Suaranya pun menjadi serak dan ketika berbaring, pria itu merasakan sesak napas.
ADVERTISEMENT
Akhirnya pria itu pun kembali dirawat. Tim dokter menduga pasiennya itu mengalami infeksi pernapasan yang cukup parah. Beruntung, tim dokter kembali melakukan pemeriksaan ulang pada tenggorokan si kakek. Dan benar saja, mereka akhirnya menemukan benda setengah lingkaran yang terbentang di pita suara pria itu sehingga menyebabkan pembengkakan sekaligus peradangan.
Tim dokter mengungkap benda setengah lingkaran itu tak lain adalah gigi palsu si kakek yang tidak sengaja tertelan saat ia dioperasi dengan bius total. Dari hasil rontgen leher yang dilakukan, tampak ada satu set gigi palsu yang tersangkut di tenggorokan si kakek. Satu set gigi palsu itu berbentuk pelat logam melengkung yang menopang tiga buah gigi palsu.
Kondisi tersebut membuat si kakek terpaksa harus kembali masuk ruang operasi untuk mengeluarkan gigi palsu itu dari tenggorokannya. Pria lansia itu pun akhirnya kembali menghuni rumah sakit selama hampir sepekan.
ADVERTISEMENT
Namun sayangnya, operasi itu bukanlah akhir dari penderitaan si kakek. Beberapa minggu setelah itu, ia kembali ke rumah sakit karena mengalami pendarahan di tenggorokannya. Ia lagi-lagi mengalami batuk sampai mengeluarkan darah.
Mirisnya, tim dokter mengungkap, penyebab dari pendarahan itu karena ada pembuluh arteri yang robek akibat gigi palsu yang pernah tersangkut di tenggorokan si kakek. Akibatnya, pria lansia itu harus menjalani operasi lagi. Kali ini dengan beberapa transfusi darah.
Untungnya, setelah enam minggu melewati masa-masa yang berat, pria lansia itu kini sudah pulih. Kondisinya semakin membaik sehingga tak perlu lagi datang ke rumah sakit.
Insiden gigi palsu yang menimpa pria ini hanya salah satu dari kasus-kasus serupa yang pernah terjadi sebelumnya. Seorang pria 50 tahun asal Turki misalnya, juga pernah mengalami hal yang sama saat menjalani operasi.
ADVERTISEMENT
Dalam sebuah laporan yang terbit di jurnal Anesthesia & Analgesia pada 1976 lalu, juga disebutkan ada seorang pasien di Austria yang sampai meregang nyawa karena gigi palsunya tersedot ke dalam tenggorokan. Saat itu, dokter juga sedang memasang tabung pernapasan di tenggorokan pria itu.
Menurut Harriet Cunniffe, dokter ahli telinga hidung tenggorokan (THT) dari James Paget University Hospitals NHS Foundation Trust di Inggris, sebenarnya tidak ada panduan khusus tentang bagaimana memperlakukan pasien pengguna gigi palsu saat mereka menjalani operasi dengan dibius.
Beberapa rumah sakit membiarkan pasien yang akan dioperasi menggunakan gigi palsu mereka. Setelah dibius dan sebelum alat bantu pernapasan dipasang, barulah tim dokter akan melepaskan gigi palsu itu.
ADVERTISEMENT