Hasil Studi: Gel Tenofovir Bisa Digunakan untuk Cegah HIV

28 Februari 2018 7:27 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ilustrasi obat antivirus HIV. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
ilustrasi obat antivirus HIV. (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Gel mikrobisidal (penghambat mikroba) tenofovir ternyata ampuh untuk digunakan sebagai pencegah HIV dan lebih ampuh pada wanita yang tidak memiliki peradangan pada vagina, menurut studi yang dipublikasi di Nature Medicine.
ADVERTISEMENT
Penemuan ini menunjukkan bahwa mengatasi peradangan, misalnya dengan menggunakan obat, atau mengatasi penyebabnya, misalnya karena iritasi, dapat meningkatkan efek perlindungan tenofovir.
Tenofovir adalah gel mikrobisidal yang digunakan untuk mencegah virus herpes tipe 2 (HSV-2) yang bisa menyebabkan herpes genital pada wanita ketika melakukan hubungan seksual. Gel ini dapat digunakan 12 jam sebelum melakukan hubungan seksual, kemudian dipakai lagi untuk kedua kalinya setelah berhubungan seksual.
Gel ini diciptakan untuk mengurangi penyebaran penyakit menular seksual, terutama di negara-negara di Afrika.
HIV AIDS (Ilustrasi) (Foto: Shutter Stock)
zoom-in-whitePerbesar
HIV AIDS (Ilustrasi) (Foto: Shutter Stock)
Sebelumnya, penelitian yang dilakukan dengan memeriksa tingkat infeksi HIV pada 889 wanita di Afrika Selatan selama 30 bulan menunjukkan bahwa gel tenofovir dapat menurunkan risiko penyebaran HIV melalui seks hingga 54 persen.
ADVERTISEMENT
Namun, penelitian ini juga menemukan bahwa tingkat keberhasilan gel ini bervariasi, terutama pada wanita. Penyebab bervariasinya hasil ini dicurigai bukan hanya karena faktor sosial, misalnya karena pemakaian yang tidak teratur, melainkan juga karena adanya perbedaan secara biologis.
Lyle McKinnon dan koleganya kemudian menduga, penyebabnya adalah protein peradangan. Dalam studi sebelumnya, 774 wanita mengalami peradangan tingkat tinggi pada cairan vaginanya.
Penulis menemukan, pada wanita yang tidak mengalami peradangan, keberhasilan tenofovir untuk mencegah infeksi HIV mencapai 75 persen, jauh lebih tinggi dari yang sebelumnya dilaporkan.
Adapun wanita yang mengalami peradangan vagina, memiliki kemungkinan terkena HIV sama besarnya dengan kelompok uji yang diberikan gel placebo.