Infeksi Ameba Pemakan Otak Tewaskan Seorang Pria di AS

4 Oktober 2018 12:18 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi ameba. (Foto: Centers for Disease Control and Prevention (CDC)/Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ameba. (Foto: Centers for Disease Control and Prevention (CDC)/Wikimedia Commons)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Seorang pria berusia 29 tahun asal New Jersey, Amerika Serikat, meninggal akibat infeksi ameba "pemakan otak" bernama Naegleria fowleri. Diduga ia terinfeksi setelah mengunjungi sebuah kolam renang di Texas.
ADVERTISEMENT
IFL Science melaporkan bahwa Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) tengah melakukan investigasi terhadap kolam renang tersebut.
Pria bernama Fabrizio “Fab” Stabile ini dilaporkan mengalami kondisi mati otak oleh dokter di Atlantic City Medical Center pada September 21. Sehari sebelumnya ia didiagnosis dengan kondisi primary amebic meningoencephalitis (PAM), yakni kondisi infeksi pada otaknya akibat infeksi ameba.
Simtom kondisi PAM dimulai pada Minggu (16/9). Fab mengalami sakit kepala parah yang memaksanya minum obat dan berbaring. Dilaporkan bahwa Fab baru saja mengunjungi suatu kolam renang bernama BSR Cable Park Surf Resort beberapa hari sebelumnya.
Hari berikutnya, Fab dikirim ke rumah sakit setelah ia tidak mampu bangun dari tempat tidur dan bicara dengan jelas. Dijelaskan bahwa Fab mengalami simtom, seperti demam, kebingungan, dan juga pembengkakan pada otak yang menunjukkan adanya sebuah meningitis bakterial.
ADVERTISEMENT
Meningitis bakterial adalah kondisi peradangan pada membran yang mengelilingi otak. Meningitis sendiri dapat disebabkan oleh beberapa jenis bakteri, virus, dan parasit. Masing-masing penyebab memerlukan pengobatan yang berbeda juga.
Biasanya untuk mengetahui mana penyebab meningitis, dilakukan analisis terhadap sampel cairan otak atau cerebrospinal fluid (CSF).
Pada Kamis (20/9), berdasarkan analisis sampel cairan otak, Fab dinyatakan positif terinfeksi ameba Naegleria fowleri. Ameba tersebut menyebabkan kasus infeksi langka yang sebelumnya hanya pernah terjadi 143 kali dalam 55 tahun terakhir.
Menurut CDC, infeksi ini sangat mematikan dengan tingkat kematian sekitar 98 persen.
Naegleria fowleri
Ameba ini biasa ditemukan di tempat air segar yang hangat di seluruh dunia. Mereka juga bisa ditemukan di kolam renang yang tidak menggunakan bahan kimia yang cukup untuk menjaga kebersihannya.
ADVERTISEMENT
Dijelaskan bahwa meski manusia senang berenang di tempat ameba ini hidup, kasus PAM sebenarnya jarang terjadi. Sebab ameba ini sesungguhnya tidak berbahaya jika masuk ke tubuh manusia melalui saluran pencernaan.
Kasus PAM baru bisa terjadi ketika Naegleria fowleri melakukan kontak dengan lapisan jaringan di dalam hidung dan sinus. Dari jaringan tersebut, ameba Naegleria fowleri, melalui saraf penciuman, masuk ke otak dan lalu mulai memakan jaringan saraf dan berkembang biak.
Ameba Naegleria fowleri. (Foto: Centers for Disease Control and Prevention (CDC))
zoom-in-whitePerbesar
Ameba Naegleria fowleri. (Foto: Centers for Disease Control and Prevention (CDC))
Berdasarkan laporan sebelumnya, korban PAM terinfeksi ameba tersebut setelah kemasukan air di hidungnya saat berenang atau karena menggunakan air yang telah terkontaminasi untuk membersihkan hidungnya.
Oleh karena itu, CDC menyarankan untuk menggunakan air murni saat membersihkan hidung dan menggunakan penjepit hidung saat berenang.
ADVERTISEMENT
Pengobatan
Karena kasus PAM sangat jarang terjadi, tidak banyak pengobatan yang telah dikembangkan untuk menghadapi infeksi tersebut. Namun sejak 2013 telah ada tiga korban PAM yang berhasil selamat karena obat-obatan yang mereka gunakan ditambah dengan obat anti parasit miltefosine.
Sayangnya, kerusakan otak yang menimpa Fab tidak lagi bisa ditangani dengan obat tersebut dan akhirnya ia pun meninggal dunia.