Jakarta Cuma Punya 34 Hari Udara Bersih dalam Setahun

3 Juli 2019 14:10 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi polusi Jakarta. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi polusi Jakarta. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
Organisasi pemerhati lingkungan Greenpeace Indonesia menyebut Provinsi DKI Jakarta hanya memiliki 34 hari udara bersih dalam satu tahun pada 2018. Juru Kampanye Energi Greenpeace Indonesia, Bondan Ariyanu, mengatakan, selain 34 hari tersebut, terhitung 196 hari lainnya punya kualitas udara tidak sehat, 122 hari berstatus moderat atau kurang sehat, dan 13 hari lainnya tak berdata.
ADVERTISEMENT
"Itu bahkan data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang dicatat alat pemantau yang dipasang di Gelora Bung Karno," kata Bondan di Jakarta, Selasa (2/7), sebagaimana dikutip dari Antara.
Data tersebut juga selaras dengan hasil analisis Greenpeace Indonesia. Organisasi nirlaba yang berfokus pada isu lingkungan tersebut mencatat bahwa pada 2017, "hari hijau" atau bersih dari polusi di Jakarta hanyalah sebanyak 29 hari. Adapun hari yang berstatus moderat atau mengarah ke polusi sebanyak 238 hari.
"Nah untuk data udara tidak sehatnya, terhitung sebanyak 92 hari," ujar Bondan.
Beranjak ke 2018, jumlah hari dengan kualitas udara tidak sehat di DKI Jakarta melonjak lebih dari dua kali lipat, tepatnya berada pada angka 247 hari. "Dan sebanyak 177 dari 247 hari ini, dicatat dengan udara yang sangat tidak sehat," jelasnya.
Ilustrasi polusi Jakarta. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Menurut catatan historis AirVisual, situs penyedia data polusi udara harian di kota-kota besar dunia, tingkat polusi udara di DKI Jakarta memang meningkat dari tahun 2017 ke 2018. Nilai air quality index (AQI) rata-rata DKI Jakarta sepanjang tahun 2017 adalah 88 yang berarti moderat atau mengarah ke kurang sehat. Adapun nilai AQI rata-rata DKI Jakarta sepanjang tahun 2018 adalah 125 yang artinya tidak sehat terutama bagi untuk kelompok masyarakat yang sensitif.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan data AirVisual sampai 25 Juni 2019, nilai AQI rata-rata DKI Jakarta pada tahun 2019 ini tidaklah jauh beda dengan tahun lalu. Mereka mencatat nilai AQI rata-rata selama sekitar satu semester di 2019 ini adalah 118 yang artinya tidak sehat terutama bagi untuk kelompok masyarakat yang sensitif.
AQI sendiri adalah sebuah indeks yang menggambarkan tingkat keparahan kualitas udara di suatu wilayah. Menurut AirVisual, AQI dihitung berdasarkan enam jenis polutan utama, seperti PM 2,5, PM 10, karbon monoksida, asam belerang, nitrogen dioksida, dan ozon permukaan tanah.
Melihat data tersebut, menurut Bondan, pemerintah DKI Jakarta sudah seharusnya tidak bersikap abai terhadap kondisi tingkat kebersihan udara. Harus ada gerakan cepat dari pemerintah untuk menekan permasalahan polusi udara tersebut.
ADVERTISEMENT