Jika Manusia Punah, Spesies Apa yang Akan Menguasai Bumi?

16 Juli 2019 12:55 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Evolusi manusia. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Evolusi manusia. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Prediksi setelah apokaliptik, atau segala kemungkinan kondisi pasca-kehancuran, telah kerap menghiasi dunia buku dan perfilman. Melalui dugaan sains fiksi populer, yang sebetulnya tak selalu akurat, kita disuguhkan kemungkinan tentang makhluk-makhluk yang akan menguasai Bumi usai ketidakhadiran manusia.
ADVERTISEMENT
Misalnya, film "Planet of the Apes" yang menggambarkan dominasi kera ketika umat manusia hampir binasa. Dugaan ini didasarkan pada potensi hewan yang pintar dan tangkas selaiknya atau setidaknya sedikit mirip dengan manusia.
Akuratkah prediksi tersebut? Di sisi lain, jika bukan sesama primata, maka spesies apa yang akan mendominasi Bumi setelah manusia tak ada?
Seandainya kita diberi kesempatan untuk mengintip ke masa depan, ke kondisi Bumi sekitar 50 juta tahun setelah punahnya manusia, ternyata jawaban "makhluk apa yang akan menguasai Bumi" agak sedikit mengecewakan, sebagaimana dijelaskan dalam tulisan Luc Bussiere di The Conversation. Menurut dosen ilmu biologi dan lingkungan University of Stirling di Skotlandia itu, kita telah keliru dalam membuat prediksi dan semena-mena menempatkan hewan-hewan pintar, seperti simpanse, sebagai calon pengganti dominasi manusia.
ADVERTISEMENT
Kekeliruan tersebut disebabkan oleh prediksi yang didasari narsistik. Arogansi dan kepercayaan diri manusia telah menuntun pada kecenderungan kuat untuk memberikan gelar spesies dominan kepada kerabat terdekatnya. Oleh karena itulah, kita lebih mudah menyatakan bahwa kera akan menguasai Bumi pasca-kepunahan manusia, karena alasan sama-sama primata.
Habitat kera hitam sulawesi terancam. Foto: Basri Marzuki/ANTARA
Sangat kecil harapan bagi primata non-manusia untuk mengembangkan kemampuan berbicara dan mengadopsi teknologi. Bukan karena mereka tidak akan mampu secara evolusi, melainkan lantaran kera lebih berpotensi mendahului manusia menuju kepunahan.
Saat ini, hanya manusia satu-satunya hominid yang status konservasinya tidak terancam punah. Di antara kerabat hominid lainnya, seperti simpanse, gorila, dan orangutan, cuma manusia yang eksistensi dan populasinya terus berkembang.
Apabila muncul pandemi yang berpotensi memusnahkan manusia, maka itu juga akan berlaku untuk primata lainnya. Faktanya, setiap peristiwa kepunahan yang mempengaruhi manusia akan sama berbahayanya bagi organisme lain yang memiliki fungsi dan kebutuhan fisiologis seperti manusia, dan kera merupakan spesies yang paling berisiko punah.
ADVERTISEMENT
Selain itu, dari semua spesies yang diklaim mampu mendominasi Bumi, hanya manusia yang memiliki kecerdasan dan ketangkasan luar biasa. Oleh karena inilah, persyaratan untuk menjadi dominan, setelah manusia dan kera musnah, tidak lagi didasarkan pada sifat-sifat yang pintar melainkan pada perkembangan evolusi berikutnya.
Planet bumi. Foto: Qimono via Pixabay
Jadi, pertanyaan pun dipersempit, spesies apa yang kemungkinan sanggup berevolusi sangat baik dan akhirnya menguasai Bumi sekitar 50 juta tahun setelah kepunahan manusia?
Didasarkan pada semua kemungkinan dan konsistensi dalam evolusi, semut ialah spesies yang paling berpeluang mengambil alih Bumi pasca-manusia. Makhluk-makhluk di Bumi telah mengalami sejumlah peristiwa kepunahan massal, mengalami beragam diversifikasi (penganekaragaman oleh proses adaptasi), dan semut termasuk di antara yang paling stabil berevolusi sehingga lebih berpeluang menghindari kepunahan.
ADVERTISEMENT
Banyak di antara hewan telah mengalami "radiasi adaptif" atau berubah secara cepat demi adaptasi, menjalani proses evolusi yang menghasilkan spesies baru dalam bentuk-bentuk baru yang tidak mirip dengan leluhurnya, akan tetapi proses ini tidak dialami secara radikal oleh semut. Lihatlah tikus, yang sangat berbeda dengan beruang, mastodon, dan paus, kendati sama-sama mamalia. Demikian juga manusia dan kera, yang memiliki banyak perbedaan kendati sama-sama primata.
Semut. Foto: vlada11 via Pixabaya (CCO)
Semakin besar peluang spesies untuk mengalami radiasi adaptif, maka kian berpeluang untuk terpisah secara taksonomi. Secara langsung, radiasi adaptif ini pun membuat spesies lebih rentan terhadap kepunahan. Radiasi adaptif seperti ini tidak dialami oleh semut sehingga mereka berpeluang besar untuk tetap bertahan hidup di Bumi dan bisa menggantikan dominasi manusia bila manusia punah.
ADVERTISEMENT
Akan tetapi, meski semut paling berpeluang menggantikan dominasi manusia dari segala tinjauan, jangan bayangkan mereka akan memiliki ilmu pengetahuan dan kebudayaan sekompleks yang kita miliki saat ini. Seperti apa keturunan dan hasil evolusi semut sekitar 50 juta tahun setelah kepunahan manusia? Ini masih merupakan kontingensi atau keadaan yang masih diliputi ketidakpastian dan berada di luar jangkauan.