Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.91.0
Kabut Anti Panas Jadi Alasan Kenapa Planet Pluto Sedingin Hati Mantan
25 November 2017 11:06 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:13 WIB
ADVERTISEMENT
Fakta baru telah terungkap. Sekelompok peneliti berhasil menemukan salah satu kemungkinan mengapa Pluto, si planet kerdil itu, bisa sedingin hati mantan Anda. Ya, sedingin hati si mantan yang sudah bisa tersenyum lepas jalan bersama pacar barunya.
ADVERTISEMENT
Hati si mantan memang terasa begitu dingin ketika kita tahu dia bisa move on begitu cepat. Tapi jangan salah, ternyata suhu di planet Pluto tidak kalah dengan dinginnya hati mantanmu itu. Jadi, tak perlu galau lagi ya.
Mengapa Pluto bisa sedingin itu?
Menurut laporan Xi Zhang dan timnya dari Universitas California, salah satu alasan mengapa Pluto sangat dingin adalah gumpalan kabut hidrokarbon yang menyelimuti atmosfernya.
Gumpalan kabut hidrokarbon yang memadati Pluto tersebut ditemukan oleh satelit NASA, New Horizons, ketika satelit itu terbang melewati Pluto tahun 2015 lalu.
Tim tersebut menduga gumpalan kabut hidrokarbon itu mampu menyerap panas dari Matahari dan gas lainnya di atmosfer, lalu mementalkannya kembali ke luar angkasa, sehingga menyebabkan suhu di atmosfir Pluto sangat rendah.
ADVERTISEMENT
Kabut hidrokarbon itu juga membuat Pluto unik di tata surya kita. Planet atau tempat berkabut lainnya di tata surya kita suhunya masih diatur oleh gas di atmosfirnya, sementara suhu Pluto diatur oleh gumpalan kabut hidrokarbon yang terbuat dari partikel-partikel padat di atmosfirnya.
Berdasarkan nitrogen, metana, dan karbonmonoksida di atmosfer Pluto, para ilmuwan memperkirakan atmosfer bagian atas planet mencapai minus 173 derajat Celsius. Namun ketika satelit New Horizon melewatinya pada 2015 lalu, temperatur planet menembus -203 derajat Celcius.
"Di Pluto, hampir semuanya berkabut," kata Robert West, peneliti dari NASA Jet Propulsion Lab (JPL), dilansir dari Science News.
West berkata hasil riset Zhang dan timnya terdengar "meyakinkan". Namun ia memilih untuk menunggu data yang lebih akurat dari Teleskop Antariksa James Webb, yang dikatakan sanggup memantau gelombang inframerah Pluto. Teleskop tersebut rencananya baru akan diluncurkan pada 2019 mendatang.
ADVERTISEMENT
Bagaimana dengan kamu? Tidak usah mengharapkan kembali si dia yang sudah meninggalkanmu, karena hatinya sudah sedingin planet Pluto terhadapmu. Ikhlaskan.