Kambing Gunung Langka di Pakistan Dijual Rp 1,5 Miliar untuk Diburu

14 Februari 2019 10:14 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bryan Kinsel Harlan, pemburu kambing gunung Pakistan. Foto: Abdullah Khalid/Facebook
zoom-in-whitePerbesar
Bryan Kinsel Harlan, pemburu kambing gunung Pakistan. Foto: Abdullah Khalid/Facebook
ADVERTISEMENT
Pekan lalu koran-koran di Pakistan menampilkan sebuah foto berita yang sangat menarik, sekaligus kontroversial. Foto itu bergambar seorang pemburu dari Texas, Amerika Serikat (AS), yang membawa seekor kambing gunung dengan dua tanduk spiral berukuran besar dan amat simetris. Dia menembak mati kambing gunung langka itu.
ADVERTISEMENT
Kambing gunung ini adalah hewan khas Pakistan yang disebut sebagai markhor. Markhor biasa juga disebut sebagai kambing bertanduk sekrup atau kambing bertanduk spiral.
Menurut pemberitaan di koran-koran tersebut, pemburu asal AS itu adalah Bryan Kinsel Harlan. Dia telah membayar sebesar 110.000 dolar AS atau sekitar Rp 1,5 miliar agar diberi izin berburu dan menembak markhor di wilayah Gilgit-Baltistan, Pakistan.
"Itu tembakan yang mudah dan dekat. Saya senang mendapatkan trofi ini," kata Harlan, sebagaimana dikutip South China Morning Post dalam pemberitaan di koran-koran itu. Trofi yang ia maksud adalah kedua tanduk markhor.
Foto dan berita tersebut kemudian menjadi viral tak hanya di Pakistan, tapi juga di pemberitaan internasional. Publik mempertanyakan, kenapa pemerintah Pakistan mengizinkan praktik berburu seperti itu, padahal di sisi lain, markhor adalah hewan nasional Pakistan?
ADVERTISEMENT
South China Morning Post memberitakan, dalam sebulan terakhir Harlan dan dua pemburu asal Amerika Serikat lainya telah membayar uang yang jumlahnya banyak untuk menembak tiga markhor besar di Pakistan.
Praktik ini jelas membuat populasi hewan langka menjadi semakin berkurang, dan terancam punah. Pada 2011, diperkirakan hanya ada 2.500 markhor yang masih hidup di muka Bumi. Selama beberapa dekade terakhir, populasi markhors, yang berasal dari Himalaya sekitar Pakistan, India dan Afghanistan, berkurang drastis karena perburuan untuk konsumsi daging, deforestasi dan penebangan, kegiatan militer, persaingan dengan ternak penduduk lokal, dan perburuan tak terkontrol untuk mendapatkan tanduk yang indah.
Kambing gunung Pakistan, markhor. Foto: Commons Wikimedia
Beberapa tahun terakhir, pelestari lingkungan dan pihak-pihak dari pemerintah setempat akhirnya mengambil langkah nyata menyelamatkan spesies yang bernama ilmiah Capra falconeri ini.
ADVERTISEMENT
Pemerintah India menetapkan lima tempat di perbatasan pegunungan Jammu dan Kashmir sebagai tempat perlindungan markhor.
Sementara pemerintah Pakistan telah melarang praktik berburu kepada pemburu lokal, tapi mengizinkan pemburu asing menembaki 12 markhor jantan per tahun di area-area konservasi di Gilgit dan daerah-daerah lainnya di Pakistan. Praktik izin berburu dengan membayar biaya sangat tinggi, sejauh ini dinilai membantu mempertahankan eksistensi satwa langka dari potensi kepunahan, karena ada biaya yang disalurkan ke penduduk di lokasi agar mereka tidak tidak memakan markhor.
Sebanyak 80 persen dari hasil biaya pembayaran berburu disalurkan ke para penduduk miskin yang hidup terisolasi di daerah pegunungan yang menjadi habitat markhor, dan biaya untuk pemandu berburu. Ini semacam insentif agar penduduk lokal tidak memakan markhor. Sementara 20 persen sisanya disalurkan ke lembaga margasatwa pemerintah.
ADVERTISEMENT
Menanggapi ulah para pemburu dari negaranya, Badan Satwa Liar di Amerika Serikat (United States Fish and Wildlife Service), menegaskan bahwa markhor adalah jenis spesies yang terancam punah.