Katak ‘Raksasa’ dari Enrekang

3 Mei 2017 7:43 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Video di atas kumparan (kumparan.com) dapat dari Darussalam, salah satu warga Desa Buntu Mondong yang berhasil menemukan dan menangkap katak berukuran jumbo tersebut. Sekelompok warga Desa Buntu Mondong, Enrekang, Sulawesi Selatan menangkap katak itu pada Selasa malam, 25 April 2017, di sebuah kebun salak.
ADVERTISEMENT
Selain merekamnya ke dalam bentuk video, Salam, sapaan Darussalam juga memotret katak itu ke dalam beberapa foto. Foto itu kemudian ia bagikan kepada kenalannya, Muh Rizaldi, yang merupakan seorang dosen biologi STKIP Pembangunan Indonesia di Makassar.
Muh Rizaldi membagikan foto itu kepada Amir Hamidy, Kepala Laboratorium Herpitologi Puslit Biologi LIPI. Dari tangan Amir foto itu kemudian menjadi pemberitaan sejumlah media.
“Ukuran segitu lebih dari 5 tahun,” terang Amir mengenai usia katak tersebut, Selasa (2/5).
Katak 'raksasa' dari Enrekang. (Foto: Dok. Darussalam)
Kepada kumparan, Amir menjelaskan secara ilmiah spesies apa sebenarnya yang yang ditemukan oleh warga Enrekang itu. Tak hanya itu, doktor lulusan Universitas Kyoto ini juga menjelaskan persebaran amfibi di Indonesia.
Ternyata, tak hanya katak ‘raksasa’, di Indonesia juga pernah ditemukan spesies katak mini. Amir sendirilah yang pernah menemukan spesies katak mini tersebut dan kemudian hasil penemuan dan penelitiannya dipublikasikan pada sebuah jurnal ilmiah internasional.
ADVERTISEMENT
Amir juga menjelaskan mitos-mitos keliru mengenai katak yang selama ini berkembang di masyarakat Indonesia. Apakah kencing katak dapat membuat mata manusia buta? Amir memiliki penjelasannya.
Penjelasan ilmiah terkait katak ‘raksasa’ di Enrekang dan hal-hal lainnya terkait katak dapat Anda simak pada artikel-artikel serial katak hari ini di kumparan.
Katak 'raksasa' dari Enrekang. (Foto: Dok. Darussalam)