Kelelawar 'Vampir' Bunuh Ratusan Sapi di Peru

26 Desember 2017 13:59 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kelelawar raksasa Pteropus. (Foto: Flickr/Stefano Tassano)
zoom-in-whitePerbesar
Kelelawar raksasa Pteropus. (Foto: Flickr/Stefano Tassano)
ADVERTISEMENT
Bagaikan di film-film horor, kelakuan kelelawar vampir di Peru membuat banyak sapi, bahkan manusia, terserang rabies. Rabies merupakan salah satu penyakit berbahaya yang dapat menyebabkan kematian jika terlambat ditangani.
ADVERTISEMENT
Dilansir Science Alert, dalam sebuah studi terbaru yang dipublikasikan pada jurnal PLOS Neglected Tropical Diseases, sekelompok peneliti menemukan bahwa kurang lebih 500 sapi mati setiap tahunnya akibat rabies yang ditularkan oleh gigitan kelelawar vampir.
Hal tersebut membuat para peternak di Peru mengalami kesulitan ekonomi akibat kehilangan hewan ternak. Diperkirakan para peternak kehilangan 300 ribu dolar AS atau sekitar Rp 4 miliar akibat hewan ternak mati dan mempersiapkan vaksinasi bagi hewan lainnya setiap tahunnya.
"Hewan ternak bagi mereka adalah seperti rekening bank," kata Julio Benavides, pemimpin tim peneliti dari University of Glasgow, Skotlandia, kepada Reuters.
Kelelawar. (Foto: Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Kelelawar. (Foto: Wikimedia Commons)
Bagi para peternak, kehilangan satu sapi saja akan membuat mereka seperti kehilangan pendapatan selama satu bulan.
ADVERTISEMENT
Kelelawar Vampir Menyerang di Malam Hari
Kelelawar vampir adalah salah satu 'agen' penyebar rabies di Amerika Selatan. Kelelawar ini sering kali beroperasi di malam hari, menyerang para sapi dan juga manusia dalam beberapa kasus.
Sapi yang terkena gigitan dari kelelawar vampir, jika tidak langsung mati, biasanya akan jatuh sakit. Sapi yang sakit itu akan mengalami pendarahan, penurunan produksi susu, serta beberapa masalah kesehatan lainnya. Selain itu, banyak dampak buruk bagi manusia yang memakan daging hewan terjangkit rabies.
Melawan Teror Kelelawar Vampir
Dalam menghadapi teror kelelawar vampir tersebut, para peneliti menyarankan adanya peningkatan program vaksin dan juga meningkatkan kesadaran atas penyakit rabies yang ditularkan oleh kelelawar vampir.
Selama ini para peternak tidak melaporkan adanya serangan kelelawar vampir pada hewan ternaknya karena kurangnya informasi atas penyakit tersebut.
ADVERTISEMENT
Meningkatkan cakupan dari program vaksin pencegahan diklaim peneliti bisa menurunkan angka kematian sapi akibat rabies dari kelelawar vampir. Tidak hanya itu, langkah seperti membuat sebuah radio bagi komunitas peternak juga dapat melawan teror kelelawar vampir itu.