Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Kenapa Ada Orang yang Wajahnya Jerawatan Parah?
19 Desember 2018 10:18 WIB
Diperbarui 15 Maret 2019 3:52 WIB
ADVERTISEMENT
Untuk kamu yang punya wajah ramai oleh jerawat, mungkin pernah bertanya-tanya kenapa wajahmu bisa ditumbuhi oleh begitu banyak jerawat.
ADVERTISEMENT
Jawaban atas pertanyaan ini tampaknya bisa didapat dalam hasil sebuah riset genetika terbaru di jurnal Nature Communications. Dalam riset ini para peneliti berhasil menemukan salah satu faktor besar pemicu pertumbuhan jerawat di wajah seseorang, yakni faktor genetik.
"Penggunaan pendekatan genetik dalam memahami jerawat belum pernah dilakukan sebelumnya, dan ini adalah loncatan besar ke depan," ujar Professor Jonathan Barke, pemimpin riset ini, dikutip dari IFL Science.
Riset ini mempelajari data dari 26.722 individu, 5.602 di antara mereka memiliki kondisi jerawatan yang parah. Tim peneliti menemukan ada 15 area gen yang berhubungan dengan perkembangan jerawat, 12 di antaranya sebelumnya dianggap tidak menyebabkan kondisi jerawatan itu. Banyak dari varian gen tersebut ternyata mempengaruhi formasi folikel rambut.
ADVERTISEMENT
"Sangat mengejutkan untuk menemukan banyak dari varian gen mempengaruhi struktur dan fungsi dari folikel rambut," kata Michael Simpson, Kepala Genomic Medicine Group di King’s College London.
"Mungkin saja variasi gen ini mempengaruhi bentuk dari folikel rambut dan membuat mereka lebih rentan terhadap bakteri dan peradangan, yang keduanya adalah karakteristik dari jerawat," tambah dia.
Salah satu varian gen tersebut adalah WNT10A berhubungan dengan ectodermal dysplasia, kondisi yang menyebabkan rambut tumbuh tipis dan jarang-jarang serta kondisi abnormal lain pada kuku, gigi, serta kelenjar di tubuh.
Sekitar 22 persen karakteristik yang bisa diamati pada pasien penderita jerawat bisa dijelaskan oleh varian genetik dalam riset. Hal ini menunjukkan bahwa kemungkinan ada area gen lain yang turut berkontribusi pada kondisi jerawat yang masih belum ditemukan.
ADVERTISEMENT
"Sejumlah varian genetik mengarah kepada mekanisme yang bisa menjadi target bagi obat baru atau pengobatan yang bisa membantu pasien dengan kondisi jerawat yang parah," ujar Simpson.
Sekitar 85 persen orang mengalami kondisi jerawatan dalam suatu waktu di hidupnya. Jerawat bisa muncul selama bertahun-tahun dan bisa meninggalkan luka di wajah sekitar 20 persen penderitanya. Dan meski kondisi ini sering dianggap remeh, hasil riset ini bisa memberikan harapan bagi penderitanya atas kemungkinan perawatan baru yang lebih baik.
"Jerawat bisa memberikan konsekuensi buruk pada emosi serta psikologi, dan telah diasosiasikan dengan depresi, pengangguran, keinginan untuk bunuh diri serta bunuh diri itu sendiri," jelas para peneliti dalam riset ini.
Tim peneliti berharap bahwa temuan baru ini bisa membawa kita pada terapi pengobatan yang efek sampingnya lebih rendah dibanding dengan yang ada sekarang.
ADVERTISEMENT