Kenapa Manusia Cenderung Takut dengan Hiu?

28 Januari 2018 11:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi hiu (Foto: Giphy)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi hiu (Foto: Giphy)
ADVERTISEMENT
Di dalam film, hiu jarang sekali digambarkan sebagai makhluk yang baik hati. Hampir semua film menggambarkan hiu sebagai hewan buas yang akan menjadi ganas jika mencium darah.
ADVERTISEMENT
Sebut saja film seperti 'Jaws' yang disutradarai Steven Spielberg. Seekor hiu diceritakan menggigit korbannya yang sedang berenang di pantai sampai tewas.
Bahkan di film kartun seperti 'Finding Nemo', ketiga hiu yang ada di film ini awalnya digambarkan berniat memakan dua ikan kecil, Marlin dan Dory. Namun akhirnya, mereka menjadi hiu vegetarian yang menganggap ikan adalah sahabat, bukan makanan.
Karena penggambaran hiu yang ganas itu, manusia cenderung menempatkan hiu sebagai hewan yang menakutkan. Bahkan, ada orang yang memiliki fobia terhadap hiu. Fobia ini dinamakan galeophobia.
Ilustrasi hiu (Foto: WIkipedia)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi hiu (Foto: WIkipedia)
Ada Hiu Kecil, Ada Hiu Besar
Menurut ahli biologi kelautan, Blake Chapman, yang juga seorang ahli hiu dari University of Queensland di Australia, ketakutan kepada hiu sebenarnya masuk akal. Dia memandang hiu adalah hewan yang menakutkan.
ADVERTISEMENT
Hiu putih misalnya, yang dijadikan hiu pembunuh di film Jaws, memiliki 300 gigi yang setiap giginya setajam belati dan bisa mencabik-cabik mangsanya dengan mudah. Mereka bisa mendeteksi mangsa melalui medan elektromagnetik yang ada di air.
Tetapi, ada banyak macam hiu di dunia ini, dan tidak semuanya mengerikan seperti hiu putih.
Ada 465 jenis hiu dan mereka ada yang berukuran sangat kecil seperti hiu pigmi yang hanya berukuran 18 sentimeter, sampai hiu paus yang berukuran lebih dari 15 meter.
Kebanyakan dari mereka memakan ikan, krustasea (udang-udangan), moluska (kerang-kerangan), plankton, udang kecil, mamalia laut, bahkan hiu lain. Tapi tidak ada satupun hiu yang menyukai manusia untuk dimakan.
Rasa Takut yang Dibangun
ADVERTISEMENT
Menurut David Ropeik, penulis buku 'How Risky Is It, Really? Why Our Fears Don’t Always Match The Fact', salah satu penyebab ketakutan manusia kepada hiu adalah karena kita takut membayangkan bagaimana sakitnya ketika hiu memakan kita hidup-hidup.
Rasa takut bukanlah sesuatu yang terjadi sejak lahir, namun sesuatu yang berkembang seiring dengan berjalannya waktu.
Bayi contohnya, tidak memiliki rasa takut pada ular ataupun ketinggian, namun seiring dengan bertambahnya usia, otak kita mengembangkan rasa takut pada satu atau beberapa hal.
Ikan hiu Bonnethead. (Foto: D. Ross Robertson via Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Ikan hiu Bonnethead. (Foto: D. Ross Robertson via Wikimedia Commons)
Rasa takut sebenarnya menyelamatkan nenek moyang, karena dengan rasa takut, mereka mengerti bahwa ketinggian itu berbahaya dan bisa membunuh, begitu juga beberapa macam hewan yang sebaiknya tidak didekati karena bisa berbahaya, terutama hewan-hewan buas seperti hiu.
ADVERTISEMENT
Meskipun ketakutan terhadap hiu dianggap wajar, namun sebenarnya, kemungkinan seseorang dimakan hiu jauh lebih kecil dari kemungkinan seseorang meninggal karena diserang anjing, disambar petir, atau karena ditabrak mobil.
Ikan hiu. (Foto: Kevin Weng)
zoom-in-whitePerbesar
Ikan hiu. (Foto: Kevin Weng)
Anggapan bahwa hiu adalah makhluk buas yang jahat dikhawatirkan akan menyebabkan manusia tidak peduli lagi kepada hiu. Padahal, hiu berada dalam ancaman kepunahan.
Di tengah keprihatinan ini, masih banyak pihak tak bertanggungjawab yang membunuh hiu untuk diambil siripnya sampai dengan dibuat sup. Selain itu, hiu juga sering kali menjadi korban salah tangkap nelayan.
Hiu memiliki peranan penting dalam rantai makanan di lautan dan untuk menjaga ekosistem. Studi menunjukkan, populasi hiu dapat memberikan efek terhadap populasi rumput laut dan hewan lain yang hidup di sekitarnya.
ADVERTISEMENT