Kenapa Mata Bayi Jarang Berkedip?

7 Juli 2018 10:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bayi Mandi dengan Penyangga (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Bayi Mandi dengan Penyangga (Foto: Pixabay)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kamu pernah mencoba adu tatap mata dengan bayi? Kalau pernah, atau setidaknya kamu pernah mengamati mata bayi, kamu mungkin akan sadar bahwa mata bayi ternyata begitu jarang berkedip.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan sejumlah studi yang terdokumentasi, orang dewasa rata-rata berkedip 15 kali semenit. Akan tetapi, bayi yang baru lahir hanya berkedip dalam hitungan jari satu tangan semenit, dan bahkan beberapa bayi hanya berkedip sekali semenit.
"Rata-rata dua atau tiga kali berkedip dalam satu menit," kata Leigh Bacher, profesor psikologi di Universitas Negeri New York di Oswego, sebagaimana dikutip dari Live Science.
Lalu kenapa mata bayi begitu jarang berkedip?
Ilustrasi penglihatan bayi. (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi penglihatan bayi. (Foto: Pixabay)
Pada dasarnya, kedipan mata diatur oleh dopamin otak, salah satu neurotransmiter yang memungkinkan sel-sel otak saling berkomunikasi.
Pengidap skizofrenia, yang mungkin disebabkan, sebagiannya, oleh terlalu banyaknya dopamin di otak, berkedip lebih sering. Sebaliknya, penderita Parkinson, yang disebabkan oleh kematian neuron penghasil dopamin, berkedip lebih jarang.
ADVERTISEMENT
Mengonsumsi obat untuk meningkatkan kadar dopamin bisa meningkatkan tingkat kedipan mata, dan begitu pula sebaliknya.
Jadi, banyaknya kedipan pada bayi menunjukkan seberapa banyak dopamin atau seberapa besar perkembangan sistem dopamin pada bayi.
Cek mata bayi.  (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Cek mata bayi. (Foto: Thinkstock)
Tidak hanya berfungsi untuk mengatur kedipan mata, dopamin juga mendasari fungsi-fungsi lain pada tubuh, mulai dari mengontrol gerakan dan tingkat hormonal hingga pembelajaran dan motivasi.
Jadi, tingkat kedipan bayi dapat mengungkapkan tentang perkembangan sistem dopamin dan bahkan mungkin mencerminkan perbedaan masing-masing bayi dalam beberapa aspek sistem saraf bayi, simpul Bacher.