Kisah Pencurian Jempol Patung Prajurit Terakota Seharga Rp 61,5 Miliar

24 Februari 2018 17:30 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Patung Prajurit Terakota (Foto: Shutterstock/Zhao Jian Kang)
zoom-in-whitePerbesar
Patung Prajurit Terakota (Foto: Shutterstock/Zhao Jian Kang)
ADVERTISEMENT
Kisah pencurian ini bermula ketika sepuluh patung prajurit terakota asal China dipinjamkan untuk acara pameran di The Franklin Institute di Philadelphia, AS, sejak 30 September 2017 sampai 4 Maret 2018.
ADVERTISEMENT
Namun di tengah keberjalanannya, tepatnya pada 21 Desember 2017, seorang pemuda 24 tahun mencuri ibu jari dari salah satu patung tersebut. Pencurian ini dilakukan ketika Michael Rohana, nama pemuda itu, sedang mengunjungi The Franklin Institute bersama teman-temannya.
Pada 21 Desember tersebut di The Franklin Institute juga sedang diadakan pesta pra-Natal. Oleh sebab itulah pada saat itu museum tersebut cukup ramai didatangi banyak orang.
Menurut isi laporan tertulis dari Jacob Archer, agen khusus unit kejahatan seni FBI, saat pesta berlangsung Rohana dan teman-temannya menyelinap masuk ke ruang pameran secara bersama-sama. Namun ketika teman-temannya keluar, Rohana tetap berada di ruangan tersebut.
The Franklin Institute (Foto: Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
The Franklin Institute (Foto: Wikimedia Commons)
Rohana menggunakan lampu dari ponselnya untuk melihat barang-barang yang ditampilkan di ruang pameran tersebut. Rohana kemudian meletakkan tangannya ke atas salah satu patung prajurit terakota.
ADVERTISEMENT
Dan pencurian kemudian terjadi, Rohana mengambil ibu jari tangan kiri patung yang berharga 4,5 juta dolar AS atau sekitar Rp 61,5 miliar itu.
Para petugas museum tidak menyadari hilangnya jempol patung prajurit terakota tersebut hingga berminggu-minggu kemudian. Mereka baru menyadarinya pada 8 Januari 2018.
Pihak berwenang akhirnya menemukan jempol patung itu di laci meja di dalam kamar Rohana di Bear, Delaware, lima hari setelah para petugas museum menyadari hilangnya bagian dari patung mahal tersebut.
Patung Prajurit Terakota (Foto: Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Patung Prajurit Terakota (Foto: Wikimedia Commons)
Atas perbuatannya ini, Rohana dikenai dakwaan mencuri dan menyembunyikan karya seni berharga. Namun pada 18 Februari kemarin, pemuda itu akhirnya dibebaskan dengan jaminan.
Pusat Promosi Warisan Budaya Shaanxi, yang mengawasi pameran semacam itu di luar negeri, mendorong hukuman keras bagi Rohana.
ADVERTISEMENT
"Kami meminta Amerika Serikat untuk menghukum keras orang-orang yang telah melakukan pengrusakkan dan perampasan warisan budaya. Kami juga percaya Amerika Serikat akan menghukum para pihak sesuai undang-undang," kata Wu Haiyun, sang direktur lembaga tersebut.
Situs Patung Prajurit Terakota (Foto: Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Situs Patung Prajurit Terakota (Foto: Wikimedia Commons)
Mengenal Patung Prajurit Terakota
Kecaman keras dari Haiyun sangatlah wajar. Sebab, patung prajurit terakota adalah peninggalan sangat berharga bagi sejarah China.
Patung terakota yang berjumlah lebih dari delapan ribu ini ditemukan di sebuah situs oleh para petani di dekat kota Xi’an, provinsi Shaanxi, pada tahun 1974. Ribuan patung ini diperkirakan berusia lebih dari 2.000 tahun.
Patung-patung tersebut menggambarkan para prajurit yang setia betugas menjaga Kaisar Qin Shi Huang semasa hidupnya. Kaisar Qin ini hidup pada tahun 259 Sebelum Masehi sampai 210 Sebelum Masehi.
ADVERTISEMENT
Situs patung prajurit terakota sendiri dibuat pada tahun 210 SM sebagai bentuk seni pemakaman dengan maksud untuk melindungi Kaisar Qin sesudah kematiannya. Pada tahun 1987 Bangunan ini diterima sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO.
Situs Patung Prajurit Terakota (Foto: Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Situs Patung Prajurit Terakota (Foto: Wikimedia Commons)