Mahasiswa di Bali Bikin Ramuan Anti Depresi dari Daun Krokot

20 Agustus 2019 16:16 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Lima mahasiswa semester 7 Fakultas Pertanian Universitas Udayana (Unud) berhasil membuat ramuan anti depresi. Foto: Denita br Matondang/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Lima mahasiswa semester 7 Fakultas Pertanian Universitas Udayana (Unud) berhasil membuat ramuan anti depresi. Foto: Denita br Matondang/kumparan
ADVERTISEMENT
Lima mahasiswa semester 7 Fakultas Pertanian Universitas Udayana (Unud) berhasil membuat ramuan anti depresi. Ramuan ini terbuat dari daun krokot dan biji labu kuning.
ADVERTISEMENT
Berkat inovasi ini, kelima mahasiswa itu berhasil mendapatkan medali perak dari kompetisi bertajuk 2019 Japan Design, Idea & Invention Expo di Tokyo pada Juni lalu. Kelima mahasiswa itu adalah Luh Putu Sugiari, Nevy Widya Pangestika, Ni Made Adhya Nididihya Sani, Fadel Alkafhi, dan I Nyoman Ardianta.
“Kami mikir, apa yang bisa kami perbuat mau lulus, lalu lihat orang sekitar kita banyak tekanan lingkungan, pendidikan, pekerjaan. Banyak hal yang buat orang depresi dan obat perbandingan itu, Amitriptyline, harus diminum dengan resep dokter dan banyak efek sampingnya. Dan kami coba pikir, bagaimana (supaya) kita enggak kayak minum obat,” kata Luh menceritakan ide pembuatan ramuan yang mereka harapkan bisa menjadi obat anti depresi ini di Denpasar, Selasa (20/8).
Lima mahasiswa semester 7 Fakultas Pertanian Universitas Udayana (Unud) berhasil membuat ramuan anti depresi. Foto: Denita br Matondang/kumparan
Dalam kompetisi yang berlangsung di Jepang tersebut, mereka harus bersaing dengan banyak tim mahasiswa dari negara-negara lain. Sejumlah negara seperti Malaysia, Vietnam, Turki, Thailand, Kamboja, dan negara ASEAN lainnya ikut dalam kompetisi tersebut.
ADVERTISEMENT
Beruntung, juri menyambut positif ide kelima mahasiswa Unud tersebut. Juri mengakui depresi kerap menyerang orang-orang yang hidup di era serba modern ini.
“Idenya bagus dan cocok diterapkan diera saat ini,” kata Luh meniru ucapan juri saat itu.
Ramuan anti depresi yang dibuat oleh mahasiswa di Bali. Foto: Denita br Matondang/kumparan
Luh menuturkan, daun krokot mengandung omega-3 yang dapat mengurangi kadar hormon kortisol dalam tubuh. Bila sedang depresi, tubuh akan menghasilkan hormon kortisol yang menyebabkan tekanan darah tinggi.
Adapun biji labu kuning memiliki kandungan asam amino triptofan. Biji ini dapat meningkatkan kadar kebahagiaan.
“Proses pembuatannya, dari ide hingga berhasil jadi obat itu, dilakukan sejak Desember hingga Juni lalu. Ide bahan-bahan diperoleh dengan tinjauan pustaka, barulah eksperimen dilakukan,” beber Luh.
Luh menuturkan, cara pembuatan ramuan yang diharapkan bisa jadi obat anti depresi ini cukup sederhana. Pertama, bila ingin dikonsumsi dengan cara diminum, cukup daun krokot dan biji labu kuning ditumbuk halus, lalu direbus dengan air secukupnya. Airnya dapat diminum sebanyak 100 mililiter per hari.
ADVERTISEMENT
Adapun bila ingin dikonsumsi dalam bentuk kapsul, setelah kedua bahan tumbuhan itu ditumbuk secara halus, maka hasilnya dimasukkan ke dalam oven untuk proses pengeringan, lalu direndam selama tiga hari. Setelah direndam, rendamkan tersebut kemudian dievaporasi alias diuapkan dengan etanol. Setelah itu, ekstrak daun krokot dan biji labu kuning bisa dikonsumsi. “Satu hari tiga kapsul,” kata Luh.
Ramuan anti depresi yang dibuat oleh mahasiswa di Bali. Foto: Denita br Matondang/kumparan
Luh menyatakan ramuan ini telah diuji coba pada tikus putih. Selama tujuh hari, tikus yang dibuat depresi diberikan ramuan ini secara teratur. Hasilnya, ramuan ini berhasil mengatasi depresi pada tikus putih dan tidak mengalami efek samping.
Rencananya, Luh dan kawan-kawannya akan mencari bahan pengawet organik untuk ramuan ini. Sebab, cairan dari ramuan ini hanya mampu bertahan selama tujuh hari.
ADVERTISEMENT
Selain itu, kelima mahasiswa tersebut juga akan mengurus perizinan ramuan yang sudah dalam bentuk kapsul agar bisa menjadi obat serta mengurus hak paten atas obat ini.