Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Rabu (10/7) malam ini planet Saturnus akan tampak bersinar terang di langit dan orang-orang di Bumi bisa melihatnya dengan mata telanjang. Hal ini terjadi karena Bumi sedang mengorbit di antara Saturnus dan Matahari. Dengan kata lain, Bumi, Saturnus, dan Matahari sedang berada pada posisi lurus di tata surya, atau dikenal dengan sebutan oposisi Saturnus.
ADVERTISEMENT
Fenomena ini akan dimulai saat hari mulai gelap. Saturnus akan muncul pertama kali dari arah timur, memuncak saat tengah malam, dan kemudian terbenam di arah barat seiring terbitnya Matahari.
Menurut Thomas Djamaluddin, Kepala Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (LAPAN), Saturnus akan dapat dilihat dari seluruh wilayah Indonesia. Masyarakat Indonesia bisa melihatnya mulai sekitar pukul 18.00 WIB hingga menjelang pagi.
“Seluruh wilayah Indonesia bisa melihatnya. Waktunya selepas maghrib di ufuk timur sampai menjelang matahari terbit di ufuk barat,” jelas Thomas saat dihubungi kumparanSAINS lewat pesan singkat, Rabu (10/7).
Pada dasarnya, kata Thomas, sinar Saturnus akan terlihat sama dengan bintang lainnya. Hanya saja, yang membedakan adalah sinar yang dipantulkan planet itu akan lebih terang ketimbang cahaya dari bintang-bintang yang ada di dekatnya.
ADVERTISEMENT
“Warnanya putih, sama dengan bintang lainnya. Hanya lebih terang dan posisi di ufuk timur selepas maghrib. Sedangkan (yang terlihat seperti) bintang terang di atas Saturnus adalah Jupiter,” ujar Thomas.
Kendati bisa dilihat langsung dengan mata telanjang, Thomas memaparkan, Saturnus akan lebih indah jika dilihat dengan menggunakan teleskop. Sebab, kamu juga bisa melihat langsung cincin planet tersebut.
Menariknya, fenomena bisa dilihatnya Saturnus dengan mata telanjang ini tidak hanya berlangsung satu malam, melainkan bakal terjadi di sepanjang sisa bulan Juli, Agustus, hingga September 2019 mendatang. Dan ini bisa jadi momen terbaik untuk mengamati planet tersebut. Meski begitu, kecerahan dari planet Saturnus akan semakin berkurang seiring berjalannya waktu, terutama saat memasuki bulan September.
ADVERTISEMENT
Oposisi Saturnus
Oposisi Saturnus atau planet lainnya bisa terjadi ketika Bumi dan planet superior ada pada posisi sejajar. Hal ini menandakan bahwa planet superior sedang berada di titik terdekat Bumi.
Planet superior adalah sebutan bagi planet-planet yang orbitnya berada di luar orbit Bumi, termasuk Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Pluto. Adapun Merkurius dan Venus tidak termasuk planet superior, karena kedua planet tersebut mengorbit Matahari di dalam orbit Bumi.
Planet Saturnus memiliki jarak sekitar 10 AU (1.500 juta kilometer) dari Matahari, dan 9 AU (1.350 juta kilometer) dari Bumi. Saturnus merupakan salah satu planet yang memiliki cincin indah. Planet ini telah menjadi benda langit favorit bagi banyak orang untuk melihatnya melalui teleskop.
ADVERTISEMENT
Ihwal kapan fenomena ini akan terjadi lagi, Thomas menjelaskan bahwa pada umumnya oposisi Saturnus akan terjadi setiap tahun. Namun begitu, waktu kemunculannya di tahun-tahun berikutnya akan berbeda dengan waktu kemunculannya di tahun ini. Tidak selalu di tiap bulan Juli sampai September.