Manfaat Meditasi yang Bantu 12 Anak Bertahan Hidup dalam Gua Thailand

11 Juli 2018 17:51 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pencarian anak-anak yang terjebak di gua Thailand (Foto: Reuters/Stringer)
zoom-in-whitePerbesar
Pencarian anak-anak yang terjebak di gua Thailand (Foto: Reuters/Stringer)
ADVERTISEMENT
Kita patut mengagumi kemampuan 12 anak di Thailand yang mampu bertahan hidup di dalam gua yang gelap, dingin, dan nyaris tanpa bahan makanan selama dua minggu.
ADVERTISEMENT
Dilaporkan, salah satu metode yang mereka gunakan untuk bertahan hidup di dalam gua adalah dengan melakukan meditasi. Ya, di tanggul tinggi dalam gua yang berjarak empat kilometer dari pintu masuk gua, anak-anak tersebut justru memilih diam bermeditasi untuk menyimpan energi dan menenangkan diri, bukan justru menangis dan berteriak.
Meditasi ini rupanya diajarkan oleh Ekapol Chanthawong, asisten pelatih tim sepak bola mereka, yang terjebak bersama mereka di dalam Gua Tham Luang yang berlokasi di provinsi Chiang Rai itu.
Menurut laporan Associated Press, bibi dari Chanthawong mengatakan bahwa keponakannya itu menghabiskan waktu 10 tahun sebagai seorang biarawan Buddha dan telah terbiasa melakukan meditasi selama satu jam setiap harinya.
Jalur evakuasi anak-anak di gua Thailand (Foto: Basith Subastian/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Jalur evakuasi anak-anak di gua Thailand (Foto: Basith Subastian/kumparan)
Meditasi memang diketahui memiliki banyak manfaat kesehatan yang cocok dilakukan oleh orang yang sedang berada dalam keadaan stres dengan tingkat ekstrem.
ADVERTISEMENT
Dilansir Business Insider, ada beberapa studi yang telah menemukan hubungan antara meditasi dengan penurunan rasa depresi, kegelisahan, dan juga rasa sakit. Selain itu, meditasi juga dapat membantu kita menurunkan gangguan yang dirasakan dari luar.
Dalam sebuah studi yang dipublikasikan di jurnal Emotion pada 2012, Richard Davidson, peneliti ilmu saraf dari University of Winconsin, menemukan bahwa meditasi bisa membantu kita melawan gangguan dari luar.
Dalam studi itu Davidson membagi peserta studi dalam dua kelompok berbeda. Kelompok pertama diminta untuk melakukan meditasi dan kelompok lainnya tidak.
Ia kemudian memberikan gangguan yang sama pada masing-masing kelompok, misalnya dengan tiba-tiba mengeluarkan suara bising.
Anak Melakukan Meditasi (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Anak Melakukan Meditasi (Foto: Pixabay)
Ditemukan bahwa mereka yang melakukan meditasi tidak merasa terlalu terganggu, dibandingkan dengan mereka yang tidak. Uniknya lagi hasil ini tetaplah sama meski peserta adalah seseorang yang baru atau telah berpengalaman melakukan meditasi.
ADVERTISEMENT
Selain itu studi tersebut juga menemukan bahwa meditasi memiliki hubungan dengan peningkatan rasa empati yang bisa membantu sekelompok anak dan pelatihnya itu untuk bersama-sama bertahan hidup di dalam gua.
Davidson menemukan adanya peningkatan aktivitas yang signifikan di area otak yang berperan dalam hal empati dari mereka yang cukup berpengalaman dalam melakukan meditasi.
Hal ini menunjukkan bahwa, jika diberikan waktu yang cukup, orang yang melakukan meditasi secara reguler mungkin memiliki kemampuan lebih tinggi dalam memberikan respons terhadap perasaan orang lain, dan juga bisa berempati pada mereka tanpa merasa kesulitan.
Ada juga studi lain yang memberikan dugaan bahwa meditasi selama beberapa menit tiap harinya bisa menurunkan tingkat stres, membuat seseorang merasa lebih positif, meningkatkan kreativitas, dan juga dapat membuat orang lebih fokus.
ADVERTISEMENT
Manfaat-manfaat itulah yang mungkin membantu tim sepak bola bernama Babi Liar itu untuk bisa bertahan melawan rasa panik, lapar, dan dingin di dalam gua